Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Para ulama senior di teritorial federal Malaysia mendukung peraturan baru pemerintah Malaysia yang bersiap memberlakukan larangan merokok nasional di seluruh restoran atau tempat makan umum lainnya. Mereka menyebut para perokok mirip dengan keluarga setan yang punya kebiasaan menghambur-hamburkan uang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari malaymail.com, Jumat, 4 Januari 2019, Kepala Ulama Federal Malaysia Zulkifli Mohamad Al-Bakri, mengatakan para perokok adalah orang kaya yang membuat diri mereka miskin dengan menghabiskan uang mereka untuk membeli rokok. Rata-rata perokok di Malaysia menghabiskan uang hingga 1,5 miliar ringgit atau Rp 5,1 triliun untuk membeli rokok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Jika sebuah masjid dibangun dari uang untuk membeli rokok, maka masalah kurang jumlahnya masjid bisa diselesaikan hanya dalam tempo satu tahun," kata Zulkifli.
Zulkifli dalam keterangannya mengutip Al Quran surat ke 17 ayat 27 yang berbunyi larangan berbuat boros atau kesia-siaan. Ayat Al Quran ini menjadi salah satu alasan dukungan para ulama Malaysia terhadap aturan baru pemerintah Malaysia soal rokok.
Alasan lain para ulama adalah kesehatan. Para Ulama sangat yakin merokok bisa memperpendek usia hidup masyarakat.
"Diperkirakan dari 10 ribu kasus kematian, sebanyak 3.500 kematian disebabkan oleh rokok. Ini sama dengan memperlihatkan 35 persen kematian disebabkan oleh rokok," kata Zulkifli.
Para ulama pula memperingatkan daftar ancaman penyakit yang disebabkan oleh rokok, diantaranya kanker paru-paru, serangan jantung, risiko stroke dan gangguan kesuburan pada laki-laki. Merokok juga membahayakan mereka yang tidak merokok karena menghirup udara telah tercemar asap rokok.
Merokok juga diyakini bisa memicu masalah lain, yakni buang sampah sembarangan. Merokok pun pada akhirnya bisa mengarah pada kecanduan narkoba. Hal ini berdasarkan penelitian Badan Anti-narkoba Malaysia, yang menemukan 90 persen kasus kecanduan narkoba awalnya dipicu dari merokok.