Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pakai Rok Mini, Wanita Saudi Dicari Polisi Agama

Polisi agama Kerajaan Arab Saudi tengah menyelidiki seorang wanita yang mengunggah video dirinya memakai rok mini dan baju ketat di tempat umum.

19 Juli 2017 | 17.30 WIB

Polisi agama Saudi menyelidiki wanita yang menggunakan rok mini di depan umum. Twitter
Perbesar
Polisi agama Saudi menyelidiki wanita yang menggunakan rok mini di depan umum. Twitter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Riyadh - Polisi agama Kerajaan Arab Saudi tengah menyelidiki seorang wanita yang mengunggah video dirinya memakai rok mini dan baju ketat di tempat umum. Wanita muda yang diduga berprofesi sebagai model itu hanya diidentifikasi bernama Khulood.

Dalam video yang diunggah ke media sosial Snapchat, ia terlihat tengah berjalan-jalan di tempat bersejarah di Ushayqir. Ushayqir Heritage Village yang terletak sekitar 154 kilometer dari Riyadh adalah salah satu wilayah paling konservatif di Arab Saudi.

Polisi agama Arab Saudi, Komite untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Pelanggaran, mengunggah di Twitter bahwa mereka telah mengetahui tentang munculnya video tersebut dan tengah menyelidikinya.

Kaum wanita di Arab Saudi diminta untuk mengenakan abaya, sejenis pakaian longgar dan panjang serta harus bertudung atau berjilbab. Sejak dibagikan secara online, kebanyakan orang Arab Saudi mendesak agar Khulood ditahan karena tidak mematuhi aturan berpakaian.

Khaled Zian menulis: "Kembalinya Haia (polisi agama) di sini adalah suatu diperlukan." Seorang lagi pengguna berkata: "Kita harus menghormati hukum negara." "Di Perancis, pemakaian niqab dilarang dan wanita didenda jika mereka memakainya. Di Arab Saudi, pemakaian abaya dan pakaian yang sederhana adalah bagian dari undang-undang."

Tetapi banyak orang Arab Saudi lainnya yang juga membelanya dan berani mengatakan mereka yang menyerukan penangkapan hanyalah orang munafik.

Wael al-Gassim, penulis dan filsuf, mengatakan bahwa dia terkejut melihat reaksi marah dan menakutkan dari para nitizen. "Aneh, wanita itu tidak mengebom atau membunuh seseorang. Dia hanya memakai pakaian yang menjadi haknya dan tidak mereka sukai, "katanya.

Fatima al-Issa mentweet dalam bahasa Arab: 'Jika dia orang asing, mereka akan bernyanyi tentang kecantikan pinggangnya dan pesona matanya ... Tapi karena dia orang Arab Saudi mereka menyerukan agar dia ditangkap.'

BBC|METRO.UK|YON DEMA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Elik Susanto

Elik Susanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus