Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Wuhan - Hubei Provincial Museum di kota Wuhan, Cina, akhirnya menutup pameran foto yang memicu keluhan rasisme. Salah satu karya dalam pameran tersebut menyandingkan potret orang Afrika hitam dengan gorilla, karya Yu Huiping, yang merupakan bagian dari pameran bertajuk "This Is Africa".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Yu Huiping merupakan wakil ketua Asosiasi Fotografer Hubei yang sudah melakukan perjalanan ke Afrika lebih dari 20 kali. Karyanya tersebut menyandingkan foto wajah orang Afrika dengan gorilla.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain gorilla, beberapa hewan seperti cheetah dan babun pun menjadi objek hewan yang disandingkan. Setelah mendapat keluhan dari orang-orang Afrika, baik yang tinggal di Cina maupun tidak, pameran itu akhirnya ditutup. Pameran tersebut sudah dikunjungi lebih dari 140 ribu orang, terhitung saat pembukaan yang tepat sebelum liburan nasional Cina.
Salah satu kurator pameran, Wang Yuejun, mengatakan, bahwa perbandingan dengan hewan biasanya dilihat sebagai pujian dalam budaya Cina. Hal ini merujuk pada tanda-tanda zodiak yang mengidentifikasi orang dengan hewan menurut tahun kelahiran mereka.
"Target pemirsa terutama orang Cina," kata Wang dalam sebuah pernyataan, dikutip dari situs The Guardian. Namun, kata Wang, museum tersebut memahami bahwa gambar-gambar yang dipamerkan menyinggung masyarakat Afrika.
Pencopotan gambar tersebut juga ia katakan sebagai rasa hormat atas keprihatinan yang diungkapkan oleh warga Afrika. Dugaan rasisme pertama kali disadari oleh pengguna Instagram di Nigeria, Edward E Duke. Dalam unggahannya, ia mempertanyakan mengapa museum memajang gambar ras tertentu yang disandingkan dengan gambar hewan.
Simak artikel menarik lainnya tentang pameran foto hanya di Tempo.co.
THE GUARDIAN | ADAM PRIREZA