Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Polusi Udara di Cina Memburuk Pada 2023, Pertama Kali dalam Satu Dekade

Polusi udara di Cina memburuk pada 2023, yang merupakan pertama kalinya terjadi dalam satu dekade

23 Desember 2023 | 11.30 WIB

Warga mengenakan masker saat bersepeda di sekitar Gerbang Tiananmen yang diselimuti polusi udara tebal, di Beijing, Cina, 20 Desember 2016. Akibat polusi udara tersebut, pemerintah setempat telah menetapkan peringatan "siaga merah". REUTERS/Jason Lee
Perbesar
Warga mengenakan masker saat bersepeda di sekitar Gerbang Tiananmen yang diselimuti polusi udara tebal, di Beijing, Cina, 20 Desember 2016. Akibat polusi udara tersebut, pemerintah setempat telah menetapkan peringatan "siaga merah". REUTERS/Jason Lee

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara di Cina memburuk pada 2023, yang merupakan pertama kalinya terjadi dalam satu dekade, menurut sebuah penelitian yang dirilis pada Jumat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“2023 adalah tahun pertama di mana rata-rata tingkat PM2,5 nasional Cina meningkat dari tahun ke tahun sejak dimulainya ‘perang melawan polusi’ Cina pada 2013,” laporan sebuah studi yang dilakukan oleh organisasi penelitian independen Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partikel PM2.5, jika terhirup, dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, terkait dengan kematian dini pada orang yang menderita penyakit jantung atau paru-paru, serta sejumlah masalah pernapasan dan kesehatan lainnya, menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat.

“Peningkatan emisi yang disebabkan oleh aktivitas manusia secara keseluruhan telah mendorong tingkat polusi lebih tinggi, selain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan,” kata CREA.

Sebuah konsorsium ilmuwan iklim internasional mengatakan awal bulan ini dalam sebuah studi terpisah bahwa Cina diperkirakan akan mengalami kenaikan emisi CO2 bahan bakar fosil sebesar empat persen pada tahun ini.

Seiring dengan peningkatan batu bara, minyak, dan gas seiring negara tersebut terus pulih dari dampak penguncian Covid-19.

Kota-kota di Cina, termasuk ibu kota Beijing, dulunya terkenal dengan kabut asap tebal yang membekap penduduknya, terutama di musim dingin.

Namun, negara ini meningkatkan kampanye anti-polusi setelah memenangkan Olimpiade Musim Dingin pada 2015, dengan menutup puluhan pembangkit listrik tenaga batu bara dan merelokasi industri berat.

Hal ini telah membawa perbaikan yang signifikan, namun kualitas udara seringkali masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lauri Myllyvirta, seorang peneliti di CREA, mengatakan bahwa “selain pandemi, Olimpiade Musim Dingin merupakan faktor penting yang menjaga upaya anti-polusi tetap berjalan hingga 2021”.

“Baik PM2.5 maupun ozon masih turun dibandingkan 2019,” ujarnya.

Emisi Lebih Tinggi

CREA mengatakan pada Jumat bahwa 80 persen ibu kota provinsi, termasuk Beijing, mencatat peningkatan tingkat PM2,5 pada 2023 dibandingkan tahun lalu.

“Produksi batu bara dan produksi tenaga panas di wilayah yang tidak memenuhi standar PM2.5 masing-masing meningkat sebesar 4,4 persen dan 4,3 persen setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan penggunaan energi fosil yang lebih besar,” kata organisasi penelitian independen yang berbasis di Finlandia.

CREA mendasarkan temuannya pada data pemerintah Cina, serta algoritma pembelajaran mesin yang membedakan antara dampak cuaca dan emisi manusia.

Gelombang polusi parah melanda Cina utara pada akhir Oktober dan November, dan pihak berwenang memperingatkan penduduknya untuk menghindari aktivitas di luar ruangan.

Konsentrasi partikel PM 2.5 yang berbahaya di Beijing 20 kali lebih tinggi dibandingkan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada periode tersebut, menurut perusahaan pemantau kualitas udara IQAir.

Cina adalah penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia yang mendorong perubahan iklim, seperti karbon dioksida.

Lonjakan persetujuan baru-baru ini untuk pembangkit listrik tenaga batu bara telah menambah kekhawatiran bahwa Cina akan mundur dari tujuannya untuk mencapai puncak emisi antara 2026 dan 2030 dan menjadi netral karbon pada tahun 2060.

FRANCE24

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus