Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menyoroti sejumlah isu soal Timur Tengah, khususnya perang Israel dan Palestina, dalam pertemuan bilateral mereka di Kairo pada Rabu, 18 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Prabowo menegaskan dukungan penuh Indonesia kepada kepemimpinan Mesir. Dia menyatakan keinginan dalam memperkuat kerja sama bilateral dalam menghadapi tantangan regional dan global, khususnya dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan menjaga stabilitas di kawasan Timur Tengah lainnya, seperti di Lebanon dan Suriah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua pemimpin negara itu turut membahas cara untuk memperkuat upaya tercapainya gencatan senjata permanen di Gaza. Mereka juga ingin memastikan akses bantuan kemanusiaan yang aman dan tidak terhalang bagi rakyat Gaza.
Prabowo juga memuji peran strategis Mesir sebagai mediator perdamaian dan hub bantuan kemanusiaan ke Gaza. "Kami akan bekerja sama bersama Mesir untuk mencari solusi perdamaian yang urgent bagi Palestina dan kawasan. Dan tentunya kami mendukung kemerdekaan Palestina dan solusi dua negara," kata Prabowo dalam keterangan resmi, Kamis 19 Desember 2024.
Kedua negara tersebut menekankan urgensi Israel untuk menarik diri dari wilayah yang didudukinya pada 4 Juni 1967, menghentikan semua tindakan sepihak, mematuhi aturan hukum internasional, dan melaksanakan resolusi Dewan Keamanan, terutama resolusi nomor 242, 252, 267, 446, dan 2334.
Menurut Indonesia dan Mesir, tindakan sepihak Israel mencederai upaya solusi dua negara dinilai oleh negara pendukung perdamaian merupakan satu-satunya solusi untuk konflik tersebut.
Prabowo dan el-Sisi menyepakati mengenai keniscayaan pembentukan negara Palestina yang merdeka, memiliki kesatuan geografis, berdasarkan garis 4 Juni 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Kedua pemimpin negara itu juga mengutuk pengusiran rakyat Palestina dari wilayah mereka. Mereka menolak tindakan Israel yang berupaya mengusir penduduk dari Gaza maupun dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Tak hanya itu, Prabowo dan el-Sisi juga mengutuk aktivitas pemukiman Israel, kekerasan oleh pemukim, penghancuran rumah-rumah Palestina, serangan militer di kota-kota Palestina, dan tindakan yang mengancam status quo terkait aspek hukum sejarah dari situs-situs suci di Yerusalem.
Tak sampai di situ, kedua negara yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam tersebut juga menegaskan komitmen bersama untuk mempromosikan Islam moderat yang toleran dan inklusif. Hal tersebut penting sebagai upaya untuk melawan ekstremisme dan Islamofobia.
"Islam kita, persamaan kita adalah Islam yang moderat. Dan kita harus menjaga ini dan mempromosikan ini, supaya kita juga bisa melawan ekstremisme dan juga Islamofobia," ujar Prabowo.
Selain itu, kepala negara menekankan pentingnya Mesir dalam hubungan sejarah dan diplomatik Indonesia. Prabowo menjelaskan bahwa Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Mesir bagi bangsa Indonesia memiliki tempat yang khusus di hati kami karena Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia sewaktu kami melaksanakan perang kemerdekaan melawan penjajah," ucap Prabowo.
Hendrik Yaputra ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.