Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjadi perhatian publik setelah memecat putra sulungnya sendiri, Shotaro Kishida, dari posisi sekretaris eksekutif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah itu diambil Kishida setelah kemarahan publik pasca-beredarnya foto-foto Shotaro, 32 tahun, yang diunggah majalah mingguan Shukan Bunshun. Ia berpose dengan kerabat di tangga berkarpet merah seperti yang dilakukan pejabat Kabinet yang baru diangkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Shotaro berdiri di tengah-tengah foto-foto itu—tempat biasanya Perdana Menteri berdiri. Foto lain menunjukkan para tamu berdiri di podium Perdana Menteri seolah-olah sedang mengadakan konferensi pers. Majalah itu mengatakan foto-foto itu diambil di kediaman resmi perdana menteri pada 30 Desember tahun lalu.
Fumio pun menegaskan bahwa putranya akan mengundurkan diri sebagai sekretaris eksekutif pada Kamis 1 Juni 2023 untuk urusan politik karena perilaku yang tidak pantas.
Banyak yang penasaran dengan profil Shotaro yang diduga sedang dipersiapkan sang ayah untuk terlibat dalam politik.
Sosoknya mulai dikenal publik setelah pada 2022, Shotaro menjadi ajudan senior, dan kemudian diangkat menjadi sekretaris pribadi ayahnya. Sebelum menjadi sekretaris eksekutif tim ayahnya, Shotaro sudah menjadi anggota staf Kishida.
Shotaro biasa menemani ayahnya dalam perjalanan ke luar negeri untuk bertemu dengan para pemimpin dunia selama peran itu.
Setelah diangkat sebagai sekretaris eksekutif tim Kishida, dia menjadi salah satu dari delapan sekretaris eksekutif, termasuk enam birokrat karir, yang bekerja untuk Kishida.
Sebagai putra sulung pasangan Fumio dan Yuko, Shotaro juga memiliki dua saudara kandung. Ia lulus dari Universitas Keio Jepang dan sempat bekerja di Mitsui & Co.
Ini bukan pertama kalinya putra sulung Kishida terlibat dalam kontroversi. Saat Perdana Menteri berkeliling negara-negara G7 awal tahun ini, Shotaro yang merupakan bagian dari rombongannya, telah menggunakan mobil dinas untuk jalan-jalan di London dan Paris.
Shotaro Kishida juga dikritik karena membeli suvenir untuk anggota Kabinet selama perjalanan itu, tetapi Perdana Menteri membela langkah tersebut, dengan mengatakan pengeluaran itu berasal dari kantongnya sendiri.
TIME | REUTERS
Foto 
