Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin, 30 September 2024, meminta agar majelis umum PBB merekomendasikan penggunaan kekuatan militer sejalan dengan resolusi yang diloloskan pada 1950 jika Dewan Keamanan PBB gagal menghentikan serangan Israel di Gaza dan Lebanon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Majelis Umum PBB harus segera menjalankan wewenangnya untuk merekomendasikan penggunaan kekuatan militer seperti resolusi Persatuan untuk Perdamaian yang diloloskan pada 1950 jika Dewan Keamanan PBB tidak memperlihatkan itikadnya,” kata Erdogan setelah rapat kabinet di Ankara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erdogan juga mendesak negara-negara Islam agar mengambil langkah politik, ekonomi dan diplomatik melawan Israel agar Negeri Bintang Daud itu merasa ditekan untuk menerima gencatan senjata. Sebab serangan Israel juga akan menargetkan negara-negara Islam jika tidak dihentikan dari sekarang.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan serangan Israel yang gencar telah memaksa hingga satu juta orang mengungsi dari beberapa wilayah. Lebanon kemungkinan menghadapi krisis pengungsian terburuk dalam sejarah negara kecil itu.
Mikati mengatakan kepada wartawan bahwa jumlah orang yang mengungsi diperkirakan sangat tinggi. "Mungkin mencapai satu juta, ini adalah gerakan pengungsian terbesar yang mungkin terjadi di Lebanon," katanya. Jumlah penduduk Lebanon adalah sekitar 6 juta orang.
Israel pekan lalu membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Pembunuhan Hassan Nasrallah dikhawatirkan mengganggu stabilitas Lebanon dan wilayah yang lebih luas.
Sejak Senin, 30 September 2024, serangan Israel yang gencar di seluruh Lebanon timur, selatan, dan di Beirut selatan telah menewaskan ratusan orang dan memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka. Pada awal minggu ini, kepala pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan lebih dari 200 ribu orang mengungsi di dalam Lebanon dan lebih dari 50 ribu telah melarikan diri ke negara tetangga Suriah.
Serangan intensif itu terjadi saat Israel mengalihkan fokus operasinya dari Gaza ke Lebanon, setelah hampir setahun terlibat baku tembak lintas perbatasan dengan Hizbullah terkait perang Gaza. Hizbullah menyatakan mereka bertindak untuk mendukung sekutunya yaitu Hamas
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Shanghai Disapu Topan Bebinca
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini