Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Recep Tayyip Erdogan Berharap Punya Hubungan Baik dengan Amerika Serikat

Recep Tayyip Erdogan berharap siapapun nanti yang memimpin Amerika Serikat, bisa memperbaiki hubungan kedua negara ke arah yang lebih baik.

27 September 2024 | 09.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam wawancara dengan stasiun televisi Haberturk dan media lainnya pada Kamis, 28 September 2024, mengutarakan harapan di bawah pemerintahan presiden Amerika Serikat yang baru nanti, hubungan Ankara dan Washington akan lebih baik setelah dia merasa dikecewakan baik oleh politikus Partai Republik dan Partai Demokrat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika tidak ada aral melintang, pilpres AS akan diselenggarakan pada 5 November 2024, di mana calon presiden dari Partai Republik Donlad Trump berlaga melawan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris. Trump yang merupakan mantan presiden, semasa pemerintahannya pernah menjatuhkan sanksi ke Turki karena negara itu bersikukuh membeli sistem pertahanan dari Rusia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Erdogan, pihaknya masih menuntut uang penggantian yang dikeluarkan untuk membeli sejumlah jet tempur F-35 dari Amerika Serikat setelah kontrak pembelian itu dicabut buntut dari keputusan Ankara membeli sistem pertahanan dari Rusia. 

“Harapan saya adalah siapapun nanti yang menang (pilpres AS), kami akan tetap menyambutnya. Kedua partai itu pernah membuat kami kecewa,” kata Erdogan.  

Sebelumnya pada 2019, Amerika Serikat resmi mengeluarkan Turki dari program jet tempur F-35 setelah Turki membeli sistem pertahanan S-400 Rusia. Trump menyayangkan pembelian 100 jet tempur F-35 terancam batal, setelah Turki menerima pengiriman sistem pertahanan udara Rusia S-400, yang diklaim sebagai sistem SAM tercanggih saat ini.

"F-35 tidak dapat hidup berdampingan dengan platform pengumpulan intelijen Rusia yang akan digunakan untuk mempelajari kemampuan canggihnya. Menerima S-400 merusak komitmen semua sekutu NATO dibuat satu sama lain untuk menjauh dari sistem Rusia," demikian keterangan Gedung Putih pada Juli 2019.

Turki menerima pengiriman pertama S-400 dari pembelian senilai US$ 2,5 miliar atau Rp 34,8 triliun. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan tindakan pemerintahan Trump tidak sesuai dengan semangat aliansi dan tidak bergantung pada pembenaran yang sah

Sumber: Reuters 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus