Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warna-warna yang mencolok dan simbol-simbol yang kaya makna budaya daqri bendera Korea Selatan atau taegeukgi, menarik perhatian tidak hanya sebagai lambang nasional, tetapi juga sebagai identitas bangsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bendera Korea Selatan mencerminkan filosofi kosmos yang kaya dan perjalanan panjang Korea Selatan sebagai sebuah negara yang menggabungkan tradisi dengan modernitas. Bagaimana sejarah bendera Korea Selatan dan apa saja elemen yang terdapat dalam bendera tersebut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejarah Bendera Korea Selatan
Dilansir dari mois.go.kr, keputusan untuk menciptakan bendera nasional Korea timbul saat Perjanjian Korea-Amerika Serikat (AS) disahkan pada 1882. Meskipun tidak ada catatan yang pasti mengenai bendera Korea yang dipilih untuk upacara penandatanganan, beberapa berpendapat bahwa bendera tersebut kemungkinan mirip dengan bendera panji yang terlihat dalam Bendera Negara Maritim yang dikeluarkan oleh AS.
Bendera Korea pertama kali digunakan pada 25 September 1882. Raja yang berkuasa pada masa itu kemudian memilih bendera Taman dengan lingkaran taegeuk di tengahnya dan empat trigram di sekelilingnya sebagai bendera nasional pada 6 Maret 1883. Namun, karena kurangnya panduan yang jelas, desain bendera bervariasi.
Pada 29 Juni 1942, Pemerintahan Sementara mengeluarkan panduan desain bendera nasional untuk konsistensi. Setelah Republik Korea dibentuk pada 15 Agustus 1948, pemerintah membentuk Panitia Koreksi Bendera Nasional pada Januari 1949 untuk mengatur standar konstruksi bendera. Sejumlah peraturan kemudian diterapkan untuk pengelolaan bendera secara sistematis, termasuk undang-undang pada 2007 dan peraturan pada 2009.
Arti simbol di bendera Korea Selatan
Bendera Korea Selatan, yang disebut taegeukgi, memiliki warna merah, biru, dan hitam dengan latar belakang putih. Bendera ini mewakili tiga aspek utama suatu bangsa: tanah (dilambangkan oleh latar belakang putih), rakyat (diwakili oleh lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (ditunjukkan oleh empat rangkaian garis atau trigram hitam).
Latar belakang warna putih
Dilansir dari 90daykorean.com, Warna putih dipandang sebagai warna tradisional dalam budaya Korea, biasa digunakan dalam pakaian sehari-hari pada abad ke-19. Latar belakang putih sendiri melambangkan kesucian dan kedamaian. Bahkan saat ini, warna putih sering muncul di hanbok Korea.
Orang Korea Selatan dikenal sebagai “orang berpakaian putih”, mengacu pada kepolosan mereka sejak lama. Warna putih pada bendera melambangkan tanah dan perdamaian, yang menyiratkan bahwa masyarakat Korea Selatan menghormati perdamaian dunia.
Lingkaran merah dan biru
Dilansir dari asiasociety.org, unsur-unsur yang terdapat dalam bendera ini melambangkan kekuatan ganda alam. Lingkaran merah dan biru di tengah disebut taegeuk, yang artinya "yang tertinggi" dalam bahasa Korea (t'ai chi dalam bahasa Cina). Lingkaran tersebut dibagi menjadi dua bagian, masing-masing menyerupai koma. Bagian atas berwarna merah, melambangkan kekuatan Yang, sedangkan bagian bawah berwarna biru, melambangkan kekuatan um atau dikenal dengan Yin Yang
Yang dan um bersama-sama membentuk to, menandakan prinsip yang berlawanan namun saling melengkapi dalam kehidupan: terang dan gelap, baik dan jahat, aktif dan pasif, maskulin dan feminin. Bagian bulat setiap koma melambangkan awal segala sesuatu, sementara bagian ekor melambangkan akhir.
Empat garis-garis hitam
Empat rangkaian trigram atau garis-garis hitam yang berada di sekitar lingkaran menyampaikan gagasan dualisme kosmos. Surga diwakili oleh tiga garis tak terputus, sementara bumi diwakili oleh tiga garis putus-putus yang ditempatkan di seberangnya.
Tahapan antara dua ekstrem Yang dan um diwakili oleh dua garis dengan garis putus-putus di antara keduanya yang melambangkan api, dan dua garis putus-putus dengan garis tak terputus di tengahnya yang melambangkan air. Keempat trigram ini juga melambangkan musim dan arah mata angin.