Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Hanoi -Ho Chi Minh merupakan seorang mantan Perdana Menteri dan Presiden Vietnam Utara. Ia merupakan sosok politisi revolusioner yang membekas di ingatan warga Vietnam.
Sebab, Ho Chi Minh memiliki peran yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Vietnam selama Perang Dunia II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meskipun dikenal sebagai orang yang sangat berpengaruh di Vietnam, Ho Chi Minh ternyata merupakan seseorang yang dilahirkan dari keluarga sederhana.
Dilansir dari britannica.com, ayah Ho Chi Minh merupakan seorang akademisi bernama Nguyen Sinh Huy yang karirnya tidak terlalu cemerlang. Akibatnya, hidup Nguyen dan keluarganya tidak terlalu sejahtera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ho Chi Minh dilahirkan di sebuah desa yang berada di pusat Vietnam tepat tanggal 19 Mei pada tahun 1890 atau 132 tahun yang lalu.
Bakat dan ketertarikan Ho Chi Minh terhadap dunia politik sudah terlihat sejak usia muda. Ho Chi Minh sempat mendapat kesempatan untuk bersekolah di sebuah sekolah negeri di Kota Hue.
Belum sempat menyelesaikan pendidikannya, sebagaimana dilansir dari history.com, Ho Chi Minh sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah karena terlibat dalam aksi protes terhadap Kaisar Bao dan pengaruh kolonialisme Prancis pada waktu itu.
Pada 1911, Ho Chi Minh mengganti namanya menjadi Ba untuk kepentingan perlindungan diri dari represi kekaisaran dan penjajah Prancis.
Dengan menggunakan nama tersebut, Ho Chi Minh berhasil mendapat pekerjaan sebagai koki di sebuah kapal uap. Sebagai pegawai kapal uap, Ho Chi Minh mendapat kesempatan untuk singgah ke beberapa kota besar di dunia, seperti New York, Boston, London, dan Versailles.
Kota Versailles di Prancis merupakan tempat persinggahannya yang paling berpengaruh.
Selama enam tahun tinggal di kota tersebut (1917-1923), Ho Chi Minh menjadi seorang aktivis yang memperjuangkan hak warga negara Vietnam di Prancis.
Dia menggunakan nama Nguyen Ai Quoc atau Nguyen the Patriot. Pada 1919, bersama dengan warga negara Vietnam di Prancis, Ho Chi Minh mengajukan petisi berisi delapan tuntutan pada Konferensi Perdamaian Paris 1919. Tuntutan paling penting yang ia ajukan pada waktu itu adalah keadilan bagi kawasan Indocina yang terjajah.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca : Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di Vietnam dan Bahasa Wajib Tentara Kamboja