Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Sepak Terjang JD Vance, Wapres Terpilih AS yang Sukses Sebagai Tandem Donald Trump

Sebagai seorang politisi Vance dikenal vokal dalam memperjuangkan isu-isu konservatif yang sangat selaras dengan kebijakan dan pandangan Donald Trump

12 November 2024 | 19.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump beberapa bulan silam memilih JD Vance sebagai calon wakil presiden dalam menghadapi Pemilu AS 2024. JD Vance, senator asal Ohio, dipandang sebagai figur berpotensi tinggi untuk posisi tersebut. Pasangan jagoan dari Partai Republik ini akhirnya memenangi Pemilu AS 2024 awal bulan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Publik mulai mengenal Vance melalui memoar Hillbilly Elegy, yang menceritakan perjalanan hidupnya dari kemiskinan di Amerika Tengah dan menawarkan wawasan mendalam tentang kondisi masyarakat kelas pekerja Amerika. Memoar ini tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga mengukuhkan Vance sebagai tokoh yang memahami aspirasi dan tantangan warga, terutama di wilayah Midwest.

Sebagai seorang politisi, Vance dikenal vokal dalam memperjuangkan isu-isu konservatif yang sangat selaras dengan kebijakan dan pandangan Trump. Di bidang ekonomi, misalnya, ia sering menyuarakan perlunya reformasi untuk membantu masyarakat kelas menengah dan bawah yang kerap merasa terpinggirkan oleh perubahan ekonomi. Pandangan ekonomi ini sejalan dengan fokus Trump terhadap kebijakan proteksionis dan pembelaan terhadap pekerja dalam negeri. Vance juga memiliki pandangan tegas tentang isu-isu imigrasi, yang ia anggap perlu diperketat untuk melindungi pekerjaan warga Amerika dan memperkuat keamanan nasional.

Vance masuk ke panggung politik pada pemilu 2022, saat ia terpilih menjadi senator Ohio setelah memenangkan dukungan dari Trump. Selama masa kampanye, ia berhasil memenangkan hati pemilih konservatif dengan menekankan kesamaan pandangan dengan mantan presiden tersebut, terutama terkait isu nasionalisme ekonomi, keamanan nasional, dan perlunya mengembalikan kekuatan Amerika di dunia. Pengalamannya di Kongres membuatnya semakin dikenal sebagai sosok berprinsip yang berkomitmen pada agenda sayap kanan yang kini didukung Trump.

Namun, Vance bukan sekadar pengikut setia. Sebelumnya, ia sempat mengkritik Trump pada pemilu 2016 sebelum kemudian mengubah pandangannya dan menjadi salah satu pendukung setianya di Kongres. Sikap ini membuatnya memiliki profil unik sebagai seseorang yang pernah bersikap kritis namun kemudian mendukung agenda Trump dengan penuh keyakinan. Pergeseran ini dianggap sebagai bukti fleksibilitasnya dalam memahami perubahan politik, sekaligus kemampuannya untuk berdiri bersama para pemilih yang berubah haluan ke arah Trumpisme.

Di luar politik, Vance memiliki latar belakang sebagai seorang pengusaha dan veteran Korps Marinir AS. Karirnya di sektor bisnis membuatnya memahami tantangan ekonomi yang dihadapi banyak perusahaan dan pekerja Amerika. Dengan perpaduan antara pengalaman di bidang bisnis, pengetahuan mendalam tentang kehidupan masyarakat kelas pekerja, serta sikapnya yang tegas dalam isu-isu konservatif, Vance dipandang mampu memperkuat posisi Trump dalam meraih dukungan dari pemilih basisnya yang konservatif dan nasionalis.

Vance sebagai calon Wakil Presiden juga didukung oleh kekuatannya di kalangan pemilih sayap kanan, yang melihatnya sebagai figur yang kredibel dan kuat.

Vance diprediksi memainkan peran besar dalam kampanye yang menekankan perubahan struktural bagi masyarakat kelas pekerja dan kelas menengah yang selama ini mendukung agenda ekonomi dan nasionalisme Donald Trump.

MICHELLE GABRIELA | EIBEN HEIZAR 
Pilihan editor: 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus