Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 26-29 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prakirawan BMKG Furqon Alfahmi mengatakan bibit siklon 92S (16.7°LS 110.1°BT) di Samudra Hindia sebelah selatan Yogyakarta, bibit siklon 93S (15.7°LS 120.5°BT) di Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Sumba, dan bibit siklon 96W (6.9°LU 129.9°BT) di sekitar Laut Filipina, sebelah utara Maluku Utara memicu kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut - timur laut dengan kecepatan angin berkisar 4-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat - barat laut dengan kecepatan angin berkisar 8-31 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT dan Laut Arafuru," ucap Furqon melalui keterangan tertulis, Rabu, 26 Maret 2025.
Menurut dia, kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Aceh, Laut Sulawesi bagian barat, Samudra Pasifik utara Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat, Laut Arafuru bagian barat, Laut Arafuru bagian Utara, Samudra Hindia selatan Bali, Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, Samudra Pasifik utara Papua, Laut Arafuru bagian tengah, dan Laut Arafuru bagian timur.
Sementara pada gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5 - 4,0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan NTT, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, dan Samudra Hindia selatan NTB. "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata dia.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan agar menghindari kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
BMKG juga meminta kapal tongkang agar mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Untuk kapal ferry, diminta menghindari kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. "Pada kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar agar waspada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter," ucap Furqon.
Pilihan Editor: Libur Lebaran 2025 Berpotensi Memperparah Krisis Sampah Yogyakarta dengan Tambahan 550 Ton Per Hari