Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sangihe - Status aktivitas Gunung Awu telah kembali diturunkan dari Siaga (level III) menjadi Wadpada (level II) per hari ini, Sabtu 27 Agustus 2022. Status Siaga ditetapkan atas gunung api yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara tersebut pada Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Status Gunung Awu saat ini sudah turun," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe, Wandu Labesi, Sabtu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun demikian, kata dia, BPBD tetap mengimbau agar masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius tiga kilometer dari kawah puncak Gunung Awu. Masyarakat diharapkan tetap mengikuti arahan dari pemerintah setempat melalui BPBD.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Awu menjadi Level III (Siaga) pada 11 Mei 2022 setelah sejak 31 Oktober 2021 berstatus Waspada. Dasarnya adalah pengamatan visual mendapati munculnya asap putih dari arah kawah yang tidak biasanya teramati saat cuaca cerah sekalipun.
Badan Geologi juga memantau kenaikan aktivitas kegempaan yang terjadi pada Gunung Awu. Kenaikan frekuensi aktivitas gempa vulkanik terpantau terjadi mulai 9 Mei 2022. Peningkatan aktivitas kegempaan dan kemunculan asap dari kawah Gunung Awu mengindikasikan terjadinya proses pergerakan material fluida dari dalam perut gunung api menuju ke permukaan yang lebih dangkal.
Gunung Awu adalah gunung api aktif Indonesia yang posisi geografisnya berada di paling utara. Puncak gunung api ini berada pada ketinggian 1.320 meter di atas permukaan laut dengan catatan erupsi terakhirnya pada Juni 2004 lalu, dengan interval erupsi antara satu hingga 101 tahun.
Secara historis, Gunung Awu paling mematikan keempat di Indonesia setelah Tambora, Krakatau dan Kelud. Erupsi pada 2004 menghasilkan kolom erupsi setinggi 2 kilometer di atas puncak dan menyisakan kubah lava di dalam kawahnya.