Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Tim Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Heruningtyas mengatakan Gunung Awu yang letaknya berdekatan dengan Gunung Ruang saat ini dalam pantauan ketat Badan Geologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sebenarnya kami sedang memantau cukup intens Gunung Awu, di situ jaraknya dekat dengan Gunung Ruang. Kami tidak menyangka akan terjadi erupsi lebih dulu di Gunung Ruang,” kata dia, dalam konferensi pers daring, Kamis, 18 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Heruningtyas mengatakan ada dua gunung yang letaknya relatif dekat dengan Gunung Ruang, yakni Gunung Karangetan dan Gunung Awu. “Untuk jarak, Gunung Ruang sendiri itu cukup berdekatan dengan Gunung Karangetang dan Gunung Awu,” kata dia.
Heruningtyas mengatakan Gunung Ruang berada tak jauh dari ujung utara Pulau Sulawesi. Gunung Ruang, Gunung Karangetang, dan Gunung Awu letaknya berentetan. “Dari pelabuhan Manado itu menuju ke sisi utara menggunakan kapal, terlebih dahulu akan melewati Gunung Ruang, kemudian dilanjutkan ke Pulau Tangulandang, pulau yang berseberangan dengan Gunung Ruang. Kemudian di utara lagi ada Pulau Siau di mana Gunung Karangetang berada. Lebih lanjut ke utara ada Pulau Tahuna adalah pulau Gunung Awu berada,” kata dia.
Menurut Heruningtyas, saat erupsi Gunung Ruang pada 16-17 April 20214 terpantau kondisi Gunung Karangetang tidak terlihat adanya perubahan. “Untuk kegempaan kemarin Gunung Karangetang tidak ada indikasi kenaikan, hanya pada tadi malam itu sempat terekam gempa-gempa low frequency. Pada pagi tadi sudah kembali normal,” kata dia.
Sementara kondisi Gunung Awu sendiri nyaris berbarengan dengan naiknya aktivitas Gunung Ruang, juga terjadi peningkatan aktivitas kegempaan. “Kemudian untuk Gunung Awu peningkatan di gempa vulkanik terjadi memang dikarenakan oleh peningkatan aktivitas dari Gunung Awu sendiri,” kata Heruningtyas.
Badan Geologi sempat menaikkan status aktivitas Gunung Awu dari Level II atau Waspada menjadi Level III atau Siaga pada 16 April 2024 pukul 18.00 WITA. Daerah yang diminta steril dari aktivitas manusia berjarak radius 5 kilometer dari puncak Gunung Awu.
“Dari status Level II atau Waspada di 3 kilometer, kemudian kita naikkan status Gunung Awu menjadi Level III atau Siaga dengan radius kami perpanjang jadi 5 kilometer,” kata Heruningtyas.
Aktivitas Gunung Awu
Badan Geologi mendapati dalam dua pekan terakhir terjadi kenaikan aktivitas gempa vulkanik Gunung Awu yang didominasi gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam, yakni 1 kali gempa low frequency, 284 kali gempa vulkanik dangkal, dan 71 kali gempa vulkanik dalam.
Selain itu terekam 14 kali gempa tektonik lokal dan 252 kali gempa tektonik jauh. Pengamatan visual belum mendapati kolom embusan. Hal itu diperkirakan karena gas magmatik dari kedalaman belum mampu menerobos permukaan. Pemantauan deformasi Gunung Awu mendeteksi terjadinya inflasi atau peningkatan tekanan.
Dari hasil pengamatan visual, kegempaan, dan deformasi mengindikasikan intrusi magma dari kedalaman menuju permukaan masih terekam secara instrumental. Kemunculan gempa tektonik lokal berintensitas besar dikhawatirkan dapat memicu peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Awu yang berpotensi menyebabkan erupsi eksplosif.
“Peningkatan gempa-gempa dangkal Gunung Awu telah berlangsung dalam periode yang cukup lama, yang menunjukkan terjadinya proses akumulasi tekanan di kedalaman dangkal yang dapat memicu terjadinya erupsi eksplosif dalam skala yang besar,” dikutip dari keterangan Badan Geologi, 16 April 2024.
Pilihan Editor: Siap-siap PPDB Online 2024-2025 Segera Dimulai, Begini Caranya