Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur pada Sabtu, 9 November 2024, dini hari menghasilkan kolom abu kelabu dengan intensitas tebal setinggi 9 ribu meter di atas puncak gunung, atau setara 10.584 meter di atas permukaan laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Letusan yang terjadi pukul 04.47 WITA tersebut menghasilkan lontaran lava pijar dan awan panas ke arah barat, barat laut. Letusan tercatat di seismogram dengan maksimum 47.3 mm dan durasi sedikitnya 8 menit 30 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Terjadi erupsi kembali, abu dan pasir vulkanik dengan skala cukup besar. Terlihat juga awan panas bergerak menuruni bukit. Tim TD (Tanggap Darurat) dan Pengamat GA PVMBG Badan Geologi kembali mengungsi,” demikian keterangan Badan Geologi, Sabtu, 9 November 2024.
Letusan kembali terjadi pukul 07.16 WITA namun kolom abu yang dihasilkan hanya setinggi 1.000 meter di atas puncak, atau setara 2.584 meter di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut. Letusan terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 29.6 mm dan durasi sedikitnya 1 menit 46 detik.
Pada pukul 08.50 WITA, Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi yang menghasilkan tinggi kolom abu letusan 6.000 meter atau setara 7.584 meter di atas permukaan laut. Letusan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi sedikitnya 6 menit 56 detik.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan, sejak 7 November 2024 terjadi rentetan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Sempat terjadi erupsi eksplosif besar pada 7 November 2024 pukul 10.48 WITA yang menghasilkan kolom erupsi berwarna coklat kelabu tebal setinggi 8 ribu meter di atas puncak Gunung Lewotobi Laki-laki.
Letusan tersebut menghasilkan kejadian awan panas. “Erupsi ini diikuti juga dengan kejadian Awan Panas sejauh lebih kurang 3000 meter dari pusat erupsi ke arah utara-timur laut,” kata Wafid, dalam keterangannya, Sabtu, 9 November 2024.
Letusan disertai kejadian awan panas juga sempat terjadi pada 8 November 2024 pukul 01.25 WITA. Letusan yang menghasilkan kolom abu setinggi 5 ribu meter di ikuti kejadian awan panas yang meluncur hingga 3 ribu meter dari pusat erupsi ke arah timur laut.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada 9 November 2024 pukul 04.47 WITA juga menghasilkan kejadian awan panas dengan jarak luncur 2 ribu meter dari pusat erupsi ke arah barat laut.
Badan Geologi mencatat sedikitnya pada 7-9 November 2024 tercatat telah terjadi 21 erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Seismogram juga mencatat 20 kali gempa hembusan, 23 Tremor Harmonik, 3 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 11 kal Gempa Vulkanik Dalam (VA), 4 kali Gempa Tektonik Lokal, 1 kali Gempa Tektonik Jauh, serta tremor menerus.
Wafid mengatakan, berdasarkan pemantauan visual dan instrumental menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan pada Gunung Lewotobi Lako-laki sehingga status aktivitas gunung tersebut masih dipertahankan pada status Awas atau Level IV.
Badan Geologi kembali memutuskan memperluas daerah zona bahaya letusan gunung tersebut pada Sabtu, 9 November 2024, terhitung pukul 06.00 WITA. “Masyarakat di sekitar G. Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan 9 kilometer untuk sektoral barat daya-barat laut,” kata Wafid.
Badan Geologi meminta warga yang berada di sekitar Gunung Lewotobi laki-laki mewaspadai banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung tersebut jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Masyarakat juga diminta menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.