Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harapan juara Grand Slam lima kali Iga Swiatek untuk mencapai final Australia Open 2025 pupus. Ia gagal melewati hadangan pemain Amerika Madison Keys pada hari Kamis, 23 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alih-alih menembus final pertamanya di Australia Terbuka, Swiatek mengatakan bahwa dia masih muda dan akan kembali lebih kuat tahun depan. "Saya mendasarkan permainan saya pada soliditas dan intensitas, pada kontrol, dan hari ini sulit bagi saya untuk mengendalikan jalannya permainan dan dia juga bermain sangat intens," kata dia kepada Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Hasil Australian Open 2025: Madison Keys Buat Kejutan, Lolos ke Final dengan Kalahkan Iga Swiatek
Swiatek menyia-nyiakan match point pada kedudukan 6-5 di set ketiga. Situasi ini memungkinkan Keys untuk bangkit kembali pada tiebreak berikutnya dan memastikan kemenangan 5-7 6-1 7-6(8), tetapi pemain berusia 23 tahun itu bersikap positif. “Saya masih muda dan saya memiliki banyak hal untuk dipelajari, saya memiliki area berbeda yang dapat saya kembangkan, jadi saya akan mencoba tahun depan,” ucap Swiatek.
Keys, 29 tahun, adalah petenis Amerika Serikat kedua yang mengalahkan Swiatek di semifinal Australia Terbuka. Sebelumnya, ada Danielle Collins yang mengakhiri impian petenis Polandia itu pada tahun 2022.
Swiatek mengatakan dia membuat terlalu banyak kesalahan saat melawan Keys di Rod Laver Arena dan berharap dapat mengambil pelajaran darinya. "Saya tidak punya banyak waktu untuk membuat keputusan yang tenang.”
"Sulit untuk mengatakan apa yang sebenarnya hilang karena saya tahu bahwa saya bisa melakukan servis dengan lebih baik, misalnya, tetapi saya tidak akan mengatakan bahwa ada satu hal spesifik yang menyebabkan saya kalah,” Swiatek.
Dengan kekalahan dari Maddison Keys, Swiatek juga kehilangan kesempatan untuk merebut kembali status sebagai petenis peringkat satu dunia. Kekalahan Swiatek memastikan juara bertahan Aryna Sabalenka akan mempertahankannya untuk saat ini.
Ketika ditanya oleh wartawan seberapa sakitnya tidak mengonversi match point, kehilangan final pertama di Melbourne dan kehilangan kesempatan untuk menjadi nomor satu lagi, Swiatek menjawab, "Anda harus mengalaminya untuk mengetahuinya."
Pilihan Editor: Pendaki Putri Handayani Berjuang Wujudkan The Explorer's Grand Slam, Bisa Torehkan Rekor di Asia Tenggara