Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Kepala Pierluigi Collina Ditutup Peci Hadiri Pemberian Bintang Jasa untuk Presiden FIFA Gianni Infantino

Kepala plontos wasit sepak bola dunia Pierluigi Collina ditutup peci saat pemberian bintang jasa Presiden FIFA Gianni Infantino di Istana Negara.

12 November 2023 | 11.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Wasit Federasi sepak bola dunia (FIFA) Pierluigi Collina mengenakan peci ketika turut menghadiri pemberian tanda Bintang Jasa Pratama kepada Presiden FIFA Gianni Infantino dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 10 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penganugerahan itu diberikan atas jasa-jasa yang diberikan Gianni Infantino terhadap Indonesia yang juga sudah mengizinkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tahun 2023. "Menganugerahkan tanda kehormatan bintang jasa pratama kepada Giovanni Vincenzo Infantino Presiden FIFA," tulis Keputusan Presiden No 70/TK/Tahun 2023 yang dibacakan oleh Sekretaris Militer Presiden, Laksda Hersan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain Infantino, hadir pula Pierluigi Collina sebagai Ketua Komisi Wasit Federasi sepak bola dunia (FIFA). Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sempat berencana untuk mengundang Collina untuk meningkatkan kualitas wasit di Indonesia.

"Saya mendorong FIFA mengirimkan wasit Pierluigi Collina (dan) instruktur dari FIFA untuk datang ke Indonesia agar bertemu para wasit juga, supaya kasih semangat juga bukan hanya Roberto Carlos, Juan Sebastian Veron, wasitnya pun perlu semangat," ujar Erick pada 22 Juni 2023.

Selain itu, dirinya juga sempat memamerkan kedekatannya dengan Pierluigi Collina di akun Instagramnya. Menurut Erick, Collina terkenal sebagai wasit yang killer dan sangat disegani pemain saat memimpin pertandingan.

Profil Pierluigi Collina

Pierluigi Collina lahir di Bologna pada 13 Februari 1960. Dirinya dikenal sebagai wasit sepak bola yang tegas di dalam lapangan dan memiliki gaya nyentrik dengan kepala plontos dan tatapan mata yang tajam.

Wasit yang kerap memimpin pertandingan di Liga Italia ini menderita alopecia yang menyebabkan rambut di kepalanya rontok. Tetapi, itu justru yang membuat dirinya mudah dikenali.

Collina memulai karirnya sebagai wasit di Serie A pada 1991 setelah mengawasi pertandingan di divisi Serie C1 dan C2 selama tiga tahun. Awalnya, ia bermimpi menjadi pesepakbola profesional. Dirinya bahkan pernah jadi bek tengah tim lokal di Italia.

Namun, dirinya merasa tidak mungkin menjadi pemain bola dan akhirnya ditawari menjadi wasit pada 1977. Ia kemudian mendapatkan tugas memimpin beberapa pertandingan di Liga Italia kasta Serie C1 dan Serie C2 pada 1988.

Tidak butuh waktu lama, dirinya kemudian dipromosikan ke Serie B dan Serie A. Tidak jarang dirnya kerap mengintimidasi beberapa pemain terkemuka, seperti seperti Paolo Maldini dan Roberto Baggio. Melalui ketenangan dan rasa hormatnya, ia menjadi wasit terkemuka di Italia dan FIFA pada pertengahan 1990-an.

Collina melakukan debut di turnamen besar internasional pada Olimpiade 1996 dan menjadi wasit di final. Setelah itu, ia menjadi wasit utama di Piala Dunia 1998 dan terus dikenal sebagai wasit terbaik di dunia. Dia memimpin final Liga Champions 1999 antara Manchester United dan Bayern Munich, serta final Piala Dunia 2002, antara Brasil dan Jerman.

Sepanjang karier profesionalnya sebagai wasit, Collina telah memimpin 467 pertandingan. Ia tercatat mengeluarkan 1470 kartu, 131 di antaranya merupakan kartu merah. Dari ketegasannya itu, Collina banyak dianugerahi penghargaan, di antaranya gelar Wasit Terbaik Dunia versi IFFHS pada 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, dan 2003.

Setelah pensiun pada 2005, Collina jadi kepala asosiasi wasit sepak bola Serie A dari 2007 hingga 2010 sebelum bergabung dengan UEFA. Di UEFA, ia menjabat sebagai Kepala Wasit dan Ketua Komite Wasit hingga 2018. Saat ini, Collina menjadi Ketua Komite Wasit FIFA.

Selain sebagai wasit, Collina memiliki kehidupan lain sebagai konsultan keuangan, mengingat gelarnya dalam bidang ekonomi dari Universitas Bologna. Penghargaan yang diterimanya mencakup Commendatore dell'Ordine al Merito della Repubblica Italiana pada 2003 dan gelar Doktor "Honoris Causa" dalam Sains dari University of Hull pada 2004 serta Hall of Fame Sepak Bola Italia (2011).

Di luar sepak bola dan karier profesionalnya, Pierluigi Collina dikenal sebagai seorang aktivis kemanusiaan dan duta Palang Merah Internasional. Ia juga menulis buku berjudul "The Rules of the Game", yang diterbitkan pada tahun 2003 dan diterjemahkan ke lebih dari 10 bahasa serta diedarkan di 20 negara.

ANANDA BINTANG I ADE RIDWAN YANDWIPUTRA  I  RANDY FAUZI FEBRIANSYAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus