Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petarung Rusia, Magomed Ankalaev, akhirnya mewujudkan impiannya menjadi juara dunia setelah mengalahkan juara bertahan asal Brasil, Alex Pereira. Ia merebut gelar kelas berat ringan setelah menang dengan keputusan angkat mutlak (unanimous decision) di acara utama UFC 313 di Las Vegas, Amerika Serikat, Minggu WIB, 9 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunci kemenangan Ankalaev terletak pada strategi cerdas yang ia jalankan sepanjang lima ronde. Ia terus memberikan tekanan konstan kepada Pereira dengan serangan-serangan tepat waktu dan memaksanya bertarung dalam posisi clinch di dekat pagar oktagon. Salah satu momen paling penting dalam pertarungan adalah ketika Ankalaev melepaskan hook kiri keras di ronde kedua yang membuat Pereira terguncang. Pukulan tersebut berhasil membuat Pereira berada dalam posisi defensif untuk sebagian besar sisa pertarungan.Magomed Ankalaev (kanan) saat melawan Alex Pereira di UFC 313, Minggu WIB, 9 Maret 2025: Reuters / Stephen R. Sylvanie-Imagn Images
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Skor akhir dari para juri adalah 49-46, 48-47, dan 48-47, semuanya mendukung Ankalaev. Dengan hasil ini, petarung asal Rusia itu resmi dinobatkan sebagai juara baru kelas berat ringan UFC.
Apa kata Ankalaev soal gelar juara yang diraihnya? “Saya bahkan tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata,” kata petarung yang juga seorang musim lini.
Ia menyebut perjalanan panjang untuk meraih mimpinya sudah terwujud. “Gelar ini ada di pinggang saya sekarang. Saya tidak merasa ada yang mengejutkan, meskipun saya tahu saya bisa melakukan lebih baik dalam pertarungan ini. Tapi, bagaimanapun, saya sangat senang bisa menang,” kata dia.
Komentar Alex Pereira
Pereira tampak kecewa dengan hasil pertarungan. Namun, ia cepat menyadari bahwa sesi grappling panjang yang dilakukan Ankalaev di dekat pagar oktagon kemungkinan besar menjadi faktor penentu bagi para juri. “Saya tahu ini akan menjadi perang. Setiap pertarungan saya adalah perang,” kata dia.
Petarung asal Brasil itu mengakui lawan sempat memberikan tekanan di ronde kedua. “Saya merasakan beberapa pukulannya, tapi ketika dia memaksaku ke pagar, dia sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Kami mengikuti strategi kami,” kata Pereira.
Pereira sudah memiliki rencana untuk masa depan. “Saya akan terus berlatih,” kata dia. “Saya merasa baik, saya tidak merasa cedera. Saya akan istirahat beberapa hari dan kembali berlatih. Ini adalah hidup saya.”
Ankalaev Jelaskan Taktiknya
Ankalaev menjelaskan bahwa rencana utamanya adalah memberikan tekanan tanpa henti kepada Pereira. Ia ingin mengubah Pereira, yang biasanya menjadi counter striker, menjadi petarung yang harus bereaksi terhadap serangannya.
“Rencananya adalah tekanan, tekanan, tekanan,” kata dia.
Ia memilih menerapkan gaya agresif dan membuat lawan dalam posisi tertekan. “Siapa pun yang melawan saya harus menjadi counter striker. Dan rencana saya berhasil,” kata dia.
Fakta Magomed Ankalaev:
Ia memiliki nama lengkap Magomed Alibulatovich Ankalaev. Lahir di Makhachkala, Republik Dagestan, Rusia, pada 2 Juni 1992. Tinggi badannya 191 sentimeter dengan jangkauan 191 sentimeter.
Ankalaev berasal dari Dagestan, wilayah penghasil petarung elite seperti Khabib Nurmagomedov dan Islam Makhachev. Ia memulai karier dengan pelatihan sambo tempur (combat sambo), di mana ia meraih gelar juara dunia amatir, sebelum beralih ke MMA pada 2014.
Ia pernah terlibat dalam perebutan gelar melawan Jan Bachowicz untuk gelar kosong kelas berat ringan UFC pada Desember 2022. Tapi, laga itu berakhir seri. Kini, kegagalan itu ia tebus dengan mengalahkan Alex Pereira.
MMA FIGHTING, DAZN