Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Leica Al Humaira Lubis Bikin Kejutan di PON 2024, Raih Emas Karate 2 Hari setelah Ulang Tahun Ke-20

Karateka debutan asal Sumatera Utara Leica Al Humaira Lubis berhasil meraih medali emas PON 2024 setelah mampu mengatasi karateka-karateka nasional.

18 September 2024 | 06.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karateka Sumut Leica Al Humaira Lubis (kiri) melayangkan tendangan kepada karateka Jabar Annisa Rizkia (kanan) saat final kumite perorangan di bawah 68 kilogram putri PON 2024 di Gedung Serbaguna Universitas Medan, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa, 17 September 2024. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Karateka debutan asal Sumatera Utara Leica Al Humaira Lubis berhasil meraih medali emas setelah mampu mengatasi karateka-karateka nasional dalam Pekan Olahraga Nasional atau PON 2024 Aceh-Sumatera Utara. Keberhasilan itu menjadi hadiah ulang tahun ke-20 yang ia rayakan dua hari sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Leica menjadi yang terbaik dalam pertarungan final kelas -68 kilogram  di Universitas Negeri Medan, Deli Serdang, Selasa, 17 September 2024. Ia mengalahkan Annisa Rizkia dari Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai atlet debutan di PON, prestasi ini menjadi pencapaian luar biasa. “Perasaannya pasti bangga dan terharu. Awalnya saya nggak yakin, apalagi lawan-lawan berat. Tapi dukungan dari orang-orang di sekitar saya membuat saya tetap percaya diri. Itu yang bikin saya bisa terus berjuang,” kata Leica. 

Kejutan dari Leica sudah tersaji seak babak delapan besar. Ia menyingkirkan karateka nasional yang menjadi unggulan, Ceyco Georgia Zefanya, dari Jakarta. Pertandingan berjalan ketat, bahkan Leica sempat tertinggal poin dari atlet nasional tersebut.

Namun, berkat dukungan tuan rumah, ia mampu keluar tekanan dan mengakhiri laga dengan poin 5-4. Pada babak semifinal Leica harus berhadapan dengan karateka Jawa Timur Monika Reswara Kartika yang juga sering berlaga di kejuaraan dunia. Leica berhasil mengalahkannya dengan poin 3-0.

Di final, Leica berhasil mengalahkan Annisa dengan poin tipis 2-1. Keduanya bermain menunggu dan tidak seaggresif pertandingan sebelumnya. Kedua atlet silih menunggu momentum untuk mendaratkan pukulan.

"Sebenarnya di sepersekian detik saya udah kayak, udah lah udah cukup, juara dua enggak apa-apa. Tapi karena sorakan dari suporter, dalam hati seperti saya tidak boleh kalah di rumah saya sendiri," kata Leica.

Saat dinobatkan menjadi pemenang, ia juga menangis bahagia karena berbagai ujian yang mengelilinginya sejak persiapan menuju PON XXI.

Awalnya, dia tidak masuk dalam atlet Pelatda karena tersisih oleh karateka Sumut lain. Namun pada 2023, ia dipanggil lagi untuk mengikuti seleksi dan bisa masuk daftar atlet yang dibawa untuk babak kualifikasi PON.

"Jadi kurang lebih persiapan saya sekitar satu tahun. Kakak-kakak yang lain udah duluan persiapan," kata dia.

Disinggung mengenai lawa terberat, Leica mengaku lawan Ceyco menjadi yang paling mendebarkan. Karena bukan hanya teknik tetapi melawan mental diri sendiri.

"Kejurnas kemarin saya juga pernah ketemu sama Kak Ceyco. Saya kalah dengan skor 6-3 dan kebetulan di PON ini saya main pertama sama Kak Ceyco. Awalnya wah gak bisa ini, gak bisa, tapi untungnya orang-orang sekitar tetap percaya sama saya," kata dia.

Kunci keberhasilan Leica adalah kepercayaan yang ia tanamkan pada dirinya sendiri, serta dukungan kuat dari keluarga dan orang-orang terdekat. "Percaya sama rencana Tuhan, percaya sama diri sendiri, dan dukungan dari orang-orang di sekitar saya, itulah yang bikin saya terus termotivasi," kata dia.

Medali emas ini, bagi Leica, adalah hadiah yang ia persembahkan untuk dirinya sendiri. “Saya persembahkan medali ini untuk Leica di tahun 2022, yang kalah di Porprovsu. Hanya saya yang tahu betapa beratnya perjuangan ini,” kata dia, mengenang masa-masa sulit yang hampir membuatnya berhenti dari karate.

Dukungan terbesar datang dari ayahnya, Andi Lubis, yang selalu mendorongnya untuk tidak menyerah. “Ayah yang selalu support. Saya sempat ingin berhenti karena saya berada di lapis kedua, tapi ayah tetap bilang, ‘Ayo, bisa dikit lagi’. Dan alhamdulillah, akhirnya saya bisa sampai di sini," tuturnya mengisahkan dengan mata berkaca-kaca. 

Leica yang baru berulang tahun pada 15 September lalu, menyebut emas PON XXI ini sebagai kado terindah setelah dia hanya menargetkan medali di debut PON-nya ini.

“Saya sudah tahu sejak SMA bahwa PON ini terselenggara dekat dengan ulang tahun saya. Jadi medali adalah target besar saya. Saya bertekad dalam hati, Kado ulang tahunnya harus medali di PON, dan alhamdulillah, terkabul dapat emas pula,” ujarnya penuh syukur.

ANTARA | PON2024.ID

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus