Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Madura United Achsanul Qosasi ikut menanggapi wacana skema pertandingan jika kompetisi Liga 1 musim 2022-2023 dilanjutkan. Salah satu usul yang muncul ke permukaan ialah rencana operator Liga 1 yang akan menggunakan skema gelembung atau bubble.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Achsanul mengatakan penerapan sistem bubble dapat merugikan sejumlah klub. Menurut dia, tim dengan status tuan rumah pada putaran pertama akan dirugikan dengan skema tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria asal Sumenep itu mencontohkan laga Persija Jakarta vs Persib Bandung pada putaran pertama akan terimbas sistem gelembung. Pasalnya, pada putaran kedua Persija Jakarta akan main melawan Persib Bandung di kandangnya sendiri.
"Jika (memutuskan kompetisi) sistem bubble, lakukan saja sampai kompetisi selesai. Karena, jika gonta-ganti sistem tidak akan adil," kata Achsanul, dikutip dari situs resmi klub, Senin, 28 November 2022.
Ia menyarankan agar PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 harus percaya diri mengajukan kompetisi kepada pemerintah agar tidak berubah-ubah. Dia berharap PT LIB konsisten apakah akan menerapkan sistem bubble atau tetap kandang-tandang.
Sebelumnya, PT LIB sebagai operator kompetisi Liga 1 2022-2023 mewacanakan kompetisi akan segera dilanjutkan dengan merancang menggunakan sistem bubble.
Sistem tersebut pernah digunakan pada musim 2021-2022 sepanjang kompetisi dan dibagi menjadi enam seri. Sehingga, sejak pekan pertama hingga pekan ketiga tidak mengalami perubahan sistem.
Selain itu, skema bubble merupakan sistem yang digunakan untuk sentralisasi pertandingan di daerah tertentu. Musim kemarin misalnya (saat pandemi Covid-19) dipusatkan di Jabodetabek dan Bandung, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta lalu terakhir di Bali.
Berbeda dengan rencana untuk kelanjutan Liga 1 2022-2023. Kompetisi akan diadakan dengan sistem bubble khusus putaran pertama atau selama enam pekan. Karena, kompetisi terhenti akibat Tragedi Kanjuruhan pada pekan ke-11.
Kekhawatiran penerapan sistem gelembung juga disampaikan oleh pelatih Bali United, Stefano Cugurra. Menurut dia, sistem tersebut bisa merugikan pemain karena bakal jauh dari keluarga.
Meski demikian, hal terpenting sebelum membahas soal skema tersebut, pelatih asal Brasil itu lebih berharap ada kejelasan soal kelanjutan Liga 1. "Lebih bagus, saya baru bisa berkomentar kalau kami sudah mendapat jadwal dan kepastian bermain," ujar Stefano Cugurra, dikutip dari situs resmi Bali United.