Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pemain tim nasional Senegal, Sadio Mané, resmi diperkenalkan oleh klub barunya, Al-Nassr.
Sadio Mané akan bermain bersama Cristiano Ronaldo yang lebih dulu bergabung dengan Al-Nassr pada awal tahun ini.
Kedatangan Ronaldo dan para bintang sepak bola Eropa lain ke liga Arab Saudi dikritik hanya demi uang.
BERSAMA Chief Executive Officer Al-Nassr Ahmed Alghamdi, Sadio Mané membentangkan jersei berwarna kuning dengan tulisan namanya di atas nomor punggung 10. Pada Selasa, 1 Agustus lalu, Al-Nassr, klub Saudi Pro League—liga Arab Saudi—memperkenalkan bintang terbaru mereka itu, yang dibeli dari klub Bundesliga Jerman, Bayern Muenchen, dengan biaya transfer 30 juta euro (sekitar Rp 506 miliar). "Kami telah resmi merekrut bintang Senegal, Sadio Mané,” tulis Al-Nassr di akun Instagram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sadio Mané, 31 tahun, pemain tim nasional Senegal, akan bermain di Stadion King Saud University atau Mrsool Park, markas Al-Nassr, dengan kontrak selama tiga tahun. Dia bakal bermain bersama bintang Portugal, Cristiano Ronaldo, yang lebih dulu bergabung dengan Al-Nassr pada 1 Januari lalu. Kepindahan Ronaldo dari Manchester United menjadi pembuka jalan bagi bintang-bintang sepak bola Eropa lain untuk berkiprah di klub liga Arab Saudi. Menurut situs Transfermarkt, setidaknya ada 40 pemain dari berbagai liga Eropa yang pindah ke liga Arab Saudi pada musim ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat kabar Spanyol, Marca, menyebutkan Ronaldo mendapat bayaran dari Al-Nassr sebesar 200 juta euro per musim. Kontrak tersebut membuat atlet berjulukan CR7 ini menjadi pesepak bola dengan bayaran tertinggi di dunia mengalahkan Kylian Mbappe dan Lionel Messi. Kendati Ronaldo pemain Eropa pertama yang pindah ke liga Arab Saudi, kedatangannya memberi pengaruh besar, dari meningkatkan popularitas liga Arab Saudi sampai mempengaruhi para pemain lain untuk turut datang.
Mengutip unggahan jurnalis Italia yang juga pakar transfer pesepak bola, Fabrizio Romano, pemain yang mengantarkan Portugal menjadi kampiun Piala Eropa 2018 itu mengungkapkan bahwa dirinya merupakan sosok yang membuka jalan pemain top ke liga Arab Saudi. "Mereka mengkritik saya karena datang ke liga Arab Saudi, tapi apa yang terjadi sekarang?" kata Ronaldo. "Saya membuka jalan dan sekarang semua pemain datang ke sini."
Menanggapi pernyataan Ronaldo itu, mantan pemain Manchester United, Odion Ighalo, mengatakan kedatangan Ronaldo dan pemain bintang Eropa lain ke Arab Saudi sepenuhnya dipicu uang. “Ronaldo telah menghasilkan banyak prestasi. Dia datang bukan karena gairah, melainkan uang. Sama seperti pemain-pemain lain yang memutuskan pindah ke liga Arab,” tutur Ighalo seperti dikutip dari Onefootball.com.
Pemain baru Al Ittihad, N'golo Kante dan Karim Benzema saat berlatih di Jeddah, Arab Saudi, 23 Juli 2023/Twitter Al Ittihad
Pemerintah Arab Saudi mengakui sedang menjalankan suatu visi untuk menjadikan negara itu pusat transformasi ekonomi pada 2030. Visi tersebut dijalankan melalui konsorsium investor bernama Public Investment Fund (PIF). Sepak bola menjadi salah satu pendekatan Arab Saudi untuk mencapai visi tersebut. Melalui PIF, negeri berjulukan Alap-alap Hijau tersebut melakukan manuver strategis untuk mengubah wajah sepak bola dunia. Penguasaan terhadap empat klub kasta tertinggi liga Arab Saudi, yakni Al-Hilal, Al-Ittihad, Al-Nassr, dan Al-Ahli, menjadi tindak lanjut proyek investasi spektakuler PIF di klub liga Inggris, Newcastle United, pada Oktober 2021.
Empat klub liga Arab Saudi yang diperkuat PIF itu memiliki sejarah dan prestasi yang membanggakan di negara tersebut. PIF, di bawah kendali Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman, memegang 75 persen saham klub-klub tersebut dan memberikan 25 persen lain kepada yayasan nirlaba setiap klub. Al-Ittihad dan Al-Ahli bermarkas di Jeddah, sementara Al-Hilal dan Al-Nassr berbasis di Riyadh. Mereka telah memenangi banyak gelar juara liga Arab Saudi. Al-Hilal, misalnya, mengoleksi 18 gelar dan Al-Nassr memiliki delapan gelar.
PIF merancang kepemilikan empat klub besar ini untuk meningkatkan investasi dan kemitraan di masa depan. Dana investasi ini mencapai US$ 3 miliar (sekitar Rp 44,6 triliun) per tahun, membuka pintu bagi klub untuk merekrut pemain bintang dunia. Menurut CNBC, sebagai bagian dari strategi ini, PIF berencana merekrut tiga bintang kelas dunia untuk musim 2023/2024. Salah satunya bintang kelas A yang bernilai kontrak lebih dari 200 juta euro atau sekitar Rp 3,37 triliun per musim.
Perekrutan ini dimulai oleh Al-Ittihad, yang mengumumkan penandatanganan kontrak Karim Benzema per 1 Juli 2023. Benzema, peraih Ballon d’Or 2022, berharap dapat membantu klubnya meraih lebih banyak prestasi dan mengangkat sepak bola Arab Saudi ke level lebih tinggi. Tak lama kemudian, gelandang Chelsea asal Prancis, N'Golo Kanté, turut bergabung dengan Benzema, rekan senegaranya, di klub yang sama.
Kanté, 32 tahun, setuju menjalani kontrak senilai 100 juta euro atau sekitar Rp 1,69 triliun per musim di Al-Ittihad hingga 2026 dengan opsi perpanjangan setahun berikutnya. Dibekali dana dari PIF, klub-klub tersebut kini memiliki kemampuan tak terbatas untuk merekrut pemain-pemain terbaik dari seluruh dunia. Keunggulan itu bisa menjadi langkah pertama untuk menciptakan liga sepak bola yang mampu bersaing dengan liga-liga besar, seperti liga Inggris, Spanyol, dan Italia.
Sepak bola menjadi salah satu cara Arab Saudi menancapkan kekuatan pencitraannya di dunia yang tertuang dalam Visi 2030. Dengan kehadiran pemain bintang, Mohammad bin Salman tidak hanya berharap stadion selalu terisi penuh oleh pendukung sepak bola Arab Saudi yang fanatik, tapi juga hidupnya semangat berolahraga generasi muda Saudi.
Langkah jorjoran klub Arab Saudi ini diprediksi bakal menghadirkan eksodus pemain top dunia yang bermain di Eropa. Peta sepak bola dunia yang saat ini masih menjadikan kompetisi di Eropa sebagai yang terbaik pun bisa berubah. Namun Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) Aleksander Čeferin tak khawatir akan hal itu. Ia yakin membangun sepak bola bukanlah sekadar mendatangkan pemain top dunia. Čeferin menyarankan Arab Saudi lebih berfokus mengembangkan akademi dan meningkatkan kualitas pemain lokal. Jika tidak, nasibnya bisa seperti liga Cina.
Selain liga Arab Saudi, liga Cina juga gemar mendatangkan pemain top dari Eropa pada medio 2016-2018. Sebagai contoh, Didier Drogba, Carlos Tevez, Nicolas Anelka, dan Oscar datang ke Negeri Tirai Bambu. Namun, tanpa perencanaan matang, liga Cina tak berkembang. Beberapa klub papan atas, seperti Jiangsu Suning dan Guangzhou Evergrande, pun bangkrut. “Membeli pemain yang hampir pensiun bukanlah sistem yang bisa membuat sepak bola berkembang. Itu kesalahan yang serupa dengan di Cina," ujar Čeferin seperti dikutip dari ESPN.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Eksodus Bintang Eropa demi Fulus"