Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada ajang balapan San Marino Grand Prix 2021, juara dunia MotoGP Joan Mir mengkritik Marc Marquez yang melakukan taktik “towing” (derek) di sirkuit Misano, Italia. Mir berkata bahwa Marquez membuntuti Stefan Bradl pada sesi kualifikasi pertama (Q1) dan Francesco Bagnaia pada sesi kualifikasi kedua (Q2).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika sesi latihan FP3 sebelumnya, Marquez juga terlihat frustasi atas kegagalan timnya dalam upaya menyusul tepat di belakang Mir dan langsung lolos ke Q2. Taktik towing ini kemudian dikomplain langsung oleh Bagnaia dan seorang pembalap lainnya, Alex Rins.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lantas, apa tepatnya taktik towing itu?
Towing adalah ketika seorang pembalap membuntuti lawannya dalam sesi latihan maupun kualifikasi dan menggunakan kendaraan yang lebih cepat sebagai titik referensi. Taktik seperti ini sudah lama ada dan kerap menimbulkan protes di setiap ajang MotoGP. Marquez sendiri dilaporkan hampir selalu melakukan towing di samping kecemerlangan yang ia miliki.
Pembalap yang dibuntuti saat sesi kualifikasi sering kali merasa jengkel karena hal itu dapat mengganggu kemampuan mereka untuk meraih waktu putaran (lap time) sebaik mungkin. Lap time dalam balapan merujuk pada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran lintasan penuh. Itu menjadi indikator seorang pembalap lolos suatu kualifikasi atau tidak sekaligus memberikan informasi tentang performa mereka dibandingkan dengan lawan.
Ketika berada di depan, pembalap yang dibuntuti akan sulit mempertahankan kecepatan sebab udara yang dipindahkan oleh sepeda motor menciptakan efek vakum. Keuntungan bagi pembalap yang di belakang adalah mendapat energi ekstra untuk melaju dan bisa segera menyalip. Dengan kata lain, seorang pembalap melakukan towing dengan tujuan “mencuri” kinerja lap time dari pembalap yang mereka buntuti.
Pembalap yang dibuntuti otomatis bakal melambat, kehilangan waktu, dan bahkan terganggu fokusnya. Mayoritas pembalap cenderung ingin memiliki lebih banyak ruang di lintasan selama kualifikasi untuk mencapai lap time terbaik.
Istilah towing sendiri sebenarnya adalah semacam lelucon atau ejekan karena pembalap yang melakukan taktik itu seakan mendapat derekan dari pembalap di depannya. Secara formal, towing disebut juga sebagai “slipstream” atau “dirty air” yang tidak selalu berkonotasi buruk.
SYAHDI MUHARRAM