Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, tidak sepenuhnya terkesan dengan format baru Liga Champions setelah timnya nyaris gagal lolos ke babak gugur. Ia menyebut pengalaman ini sebagai "pelajaran luar biasa" bagi timnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Man City harus berjuang keras untuk mengamankan kemenangan atas tim Belgia, Brugge, di pertandingan terakhir fase grup yang wajib dimenangkan. Kemenangan ini membuat mereka finis di posisi ke-22 klasemen, hanya tiga tempat di atas zona eliminasi. Mereka harus berjuang lagi di babak playoff.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manchester City hanya memenangkan dua dari tujuh pertandingan pertama mereka di Liga Champions. "Saya akan mengatakan saya tidak suka (format baru ini), karena kami sangat menderita," kata Guardiola. "Kami berada di ujung tanduk, 45 menit lagi bisa tersingkir. Ini adalah pelajaran luar biasa bagi saya dan para pemain bahwa tidak ada yang diberikan begitu saja."
Dalam format baru Liga Champions, 36 peserta disatukan dalam satu klasemen liga. Setelah bermain delapan kali , delapan tim teratas klasemen akan lolos langsung ke babak 16 besar. Tim peringkat 9 hingga 24 masih berpeluang lolos melalui babak play-off. Sedangkan tim sisanya akan tersingkir.
Man City menjadi satu dari 16 tim yang lolos ke babak playoff. Mereka akan menghadapi Bayern Munchen atau Real Madrid di babak playoff yang akan berlangsung dua leg. Meskipun performa City musim ini tidak menjanjikan, Guardiola senang setidaknya akan memiliki beberapa bala bantuan.
Pemain baru Omar Marmoush, Abdukodir Khusanov, dan Vitor Reis tidak memenuhi syarat untuk bermain di fase grup, tetapi dapat bergabung dengan tim untuk pertandingan babak playoff di minggu kedua dan ketiga bulan Februari. Beberapa pemain juga mungkin akan kembali dari cedera. "Dalam dua minggu kami akan lebih baik," kata Guardiola. "Pemain akan kembali, kami memiliki pemain baru."
Guardiola juga realistis dalam musim muram yang membuat mereka berada di posisi keempat yang tidak biasa di Liga Premier. Calon lawan mereka memiliki nama besar. Real Madrid, yang memiliki 15 gelar Liga Champions dan Bayern Munich, yang memiliki enam gelar. "Saya tidak tahu apakah mereka senang bermain melawan kami, itu memang seperti itu. Yang satu adalah raja kompetisi, yang lain adalah raja kedua atau ketiga," kata Guardiola.
Pelatih asal Spanyol mengakui, timnya dalam posisi kurang diunggulkan dalam playoff nanti. “Kami memainkan kompetisi ini dengan sejuta masalah. Mereka favorit, ya, mereka lebih baik dari kita sekarang," kata Guardiola.
Mateo Kovacic dan pemain pengganti Savinho mencetak gol dalam kemenangan tersebut, ditambah Brugge memiliki gol bunuh diri.
Guardiola menilai Savinho berperan penting. "Babak pertama sangat akademis, kami kehilangan percikan, Savinho membantu kami. Dia mengubah permainan, setelah lima menit menciptakan dua atau tiga tendangan sudut," kata dia.
"Terkadang Anda menang 2-0 atau 3-0, Anda takut kalah. Anda tertinggal 1-0 keluar dari Liga Champions dan di saat yang tepat kami menemukan golnya."
Guardiola terlihat menendang boks pendingin minuman saat merayakan gol Savinho yang hampir memastikan kemenangan. Dia mengatakan baik-baik saja ketika ditanya - dengan nada bercanda - dalam konferensi pers pasca-pertandingan apakah kakinya baik-baik saja.
REUTERS
Foto 
