Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) merencanakan menggelar pelatnas di Australia pada awal tahun 2021 sebagai persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ketua Umum PRSI Anindya Novyan Bakrie, dipilihnya Australia sebagai lokasi pelatnas sebab selain jaraknya yang lebih dekat dengan Indonesia, Negeri Kanguru itu juga dinilai memiliki tingkat kompetisi yang tinggi sehingga para atlet mempunyai kesempatan merasakan kualitas pelatihan kelas dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Level of competition-nya sangat tinggi dan kualitas dunia sehingga cocok untuk para atlet bisa merasakan world class training dan kompetisi selama berada di Australia,” kata Anindya setelah penandatanganan MoU dengan Kemenpora di Jakarta, Senin.
“Ajang kualifikasi Olimpiade juga banyak tersedia di Australia mengingat banyak atlet dunia yang berlatih di sana untuk persiapan,” tambah dia.
Sementara itu, ia berharap pelatnas renang bisa segera dilangsungkan secara terpusat di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno Jakarta. Sebanyak enam atlet yang diproyeksikan lolos kualifikasi Olimpiade rencananya akan melakukan time trial serta uji coba mandiri dan terbatas pada Desember untuk mengetahui kondisi selama persiapan pelatnas berlangsung.
Namun apabila tak memungkinkan berlatih di GBK sehubungan dengan situasi pandemi di DKI Jakarta, pelatnas renang, kata dia, akan dilakukan di daerah atau klub masing-masing untuk sementara waktu.
PB PRSI sebelumnya mendapat dana bantuan sebesar Rp 1,2 miliar seusai menanda tangani MoU fasilitas pelatnas untuk persiapan Olimpiade Tokyo. Ada enam atlet yang disiapkan, yaitu I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi, Azzahra Permatahani, Farrel Armandio Tangkas, dan Glenn Victor.
Keenam atlet itu harus bisa mendekati limit A agar bisa lolos kualifikasi Olimpiade. Namun sejauh ini, belum ada perenang yang bisa menembusnya.