Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Atlet remaja Alma Ariella Tsany menjadi salah satu bintang di arena panjat tebing Pekan Olahraga Nasional atau PON 2024 Aceh - Sumut. Dengan usia yang baru 15 tahun, ia mampu bersaing dan meraih tiga medali emas serta dua medali perak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tubuhnya mungil, namun tangan dan kakinya begitu cekatan merayap di dinding panjat tebing. Dengan cermat, dipilihnya "macross", "volume", maupun "chip" yang menjadi pijakan maupun tumpuan untuk memanjat di lintasan. Sebab, salah sedikit bisa meleset.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesekali, tangannya merogoh wadah berbentuk bundar lonjong berisi kapur yang terlilit di pinggangnya agar membuat jari-jarinya lebih kesat mencengkeram saat memanjat.
Namanya, atlet kontingen Jawa Timur, begitu memesona di setiap penampilannya pada cabang olahraga panjat tebing PON 2024. Tiga medali emas direbutnya dari nomor "combine perorangan putri", "combine (boulder and lead) mix", dan "boulder tim putri".
Sedangkan dua medali perak diamankan siswi kelas satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Gresik di nomor "lead perorangan putri" dan "lead tim putri".
Padahal, PON Aceh-Sumut merupakan debutnya untuk pertama kali. Karena PON pertama itulah yang membuat Alma sebenarnya tak menargetkan muluk-muluk. Dapat medali apa saja sudah bersyukur, pikirnya kala itu.
Namun, Dewi Fortuna berpihak padanya. Alma termasuk produktif dalam meraih emas di PON Aceh-Sumut dari total tujuh emas yang dikoleksi kontingen Jatim dan menjadikannya tampil sebagai juara umum panjat tebing.
"Kaget juga. Karena sebelum PON itu udah mikir kayanya enggak dapat medali, soalnya latihannya kayak berat banget gitu," kata gadis kelahiran Gresik, Jawa Timur, 25 Juli 2009 itu.
Untuk persiapan menghadapi PON Aceh-Sumut, ternyata sudah dilakukannya selama setahun melalui pelatihan daerah (pelatda) di Jatim. Beruntung, sekolahnya juga sangat mendukung.
Atlet panjat tebing Jawa Timur Alma Ariella Tsani melakukan panjatan pada final kelas lead perorangan putri PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Arena Panjat Tebing, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Senin, 16 September 2024. ANTARA/Wahyu Putro A
Manjat Pagar
Alma sudah mengenal dunia memanjat tebing sejak kecil. Berawal dari kesukaannya memanjat-manjat pagar rumah di usia lima tahun, orang tuanya memasukkannya ke klub memanjat tebing.
"Mulai memanjat (usia, red.) lima tahun. Soalnya dulu suka manjat-manjat pager, terus diikutkan orang tua ke klub (panjat tebing, red.) di Gresik," kata putri pasangan Lukman Hadi dan Dyah Purwaningsih itu.
Di Rock Hobbies Centre, klub yang diikutinya, bakat Alma terus terasah sehingga beberapa kali ikut kejuaraan dan dilirik masuk pelatihan daerah (pelatda) Jatim.
Beberapa kejuaraan panjat tebing pun sudah diikutinya kendati usianya masih demikian belia, seperti Kejuaraan Nasional di Bangka Belitung pada 2017.
Namun, prestasi gemilang baru didapatnya saat Kejurnas 2021 yang kebetulan berlangsung juga di Aceh, yakni medali emas di nomor lead perorangan
Sepertinya, Aceh memang menjadi daerah peruntungan bagi Alma sehingga selalu menyabet medali bergengsi di ajang yang diikuti di Tanah Serambi Mekkah. Alma belum puas sehingga terus berlatih dan kembali ditarik mengikuti pelatda untuk persiapan tampil mewakili Jatim di PON Aceh-Sumut.
"Jauh sebelum PON, satu minggu sekolah, dua minggu latihan. Tapi mendekati PON fokus latihan terus. Sekolah terus memberikan 'support', ujar gadis periang itu.
Usai PON, Alma pun berharap bisa ditarik ke pelatihan nasional (pelatnas) demi mewujudkan mimpinya berlaga di perlombaan dan kompetisi bergengsi di luar negeri.
"Inginnya sih (tampil, red.) di internasional, kayak SEA Games, world cup. Pengennya. Yang paling tinggi, ya, Olimpiade 2028 (Los Angeles)," ujar penyuka mie Aceh tersebut.
Atlet panjat tebing Jawa Barat Widia Fujiyanti (tengah) bersama atlet Jawa Timur Alma Ariella Tsani (kiri) dan atlet DI Yogyakarta Sukma Lintang Cahyani memperlihatkan medali saat upacara penganugerahan pemenang kelas lead perorangan putri PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Arena Panjat Tebing, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Senin, 16 September 2024. Widia Fujiyanti meraih medali emas, medali perak diraih atlet Jawa Timur Alma Ariella Tsani dan medali perunggu diraih atlet DI Yogyakarta Sukma Lintang Cahyani. ANTARA/Wahyu Putro A
Tantangan Terberat
Sebagai atlet yang sudah lama berlatih panjat tebing sejak kecil, tentu pernah menghadapi tantangan terberat, termasuk Alma yang mengakui tantangannya yang paling berat justru diri sendiri.
Apa itu? Rasa malas. Terkadang, bungsu dari dua bersaudara itu merasa malas berlatih karena jenuh dan bosan. Namun, biasanya tak berlangsung lama.
Semuanya karena orang tua yang menjadi penyemangat di kala penat. Meski jauh ketika sedang bertanding atau karantina jelang kejuaraan, Alma selalu berkomunikasi dengan mereka.
"Ya, tiap hari pasti WA (WhatsApp), 'video call' sama orang tua. Mereka yang jadi penyemangat saya," kata sang pemilik zodiak Leo tersebut.
Prestasi yang dicapai Alma ternyata diapresiasi Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid, dengan bermunculannya atlet-atlet muda bertalenta.
Diakui putri Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid itu, saat ini olahraga panjat tebing sedang banyak digemari ditandai dengan banyak berdirinya klub panjat tebing di daerah-daerah.
Alma adalah salah satu jebolan dari klub panjat tebing yang berhasil membelalak mata di PON Aceh-Sumut bahwa reputasi, pengalaman, dan usia bukan jaminan menjadi juara.
"Belum tentu juga atlet yang nasional kemudian jadi juara. Seperti di nomor "'lead and boulder'. Ada atlet muda yang usianya baru 15 tahun. KTP saja belum punya, tapi sudah jadi juara," kata Yenny Wahid.
Bagi FPTI, Yenny melihatnya sebagai kebanggaan tersendiri. Sebab, mencari atlet di nomor "lead and boulder" memang tak mudah. Alma merupakan salah satu atlet muda bermental juara.
Tentu, perjalanan Alma masih panjang, asa untuk tampil sebagai jawara harus tetap terjaga. Semoga Alma kelak bisa membanggakan Indonesia di berbagai kancah lomba tingkat dunia.