Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jannik Sinner kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah tenis Italia dengan menjuarai Australia Open 2024. Ia menang meyakinkan, dengan skor 6-3, 7-6(4), 6-3 atas petenis Jerman, Alexander Zverev, di Melbourne Park, Minggu, 27 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mempertahankan gelarnya di ajang ini, semakin mengukuhkan status Sinner sebagai pemain nomor satu dunia sekaligus mencatatkan sejarah baru bagi tenis Italia. Sinner menjadi petenis Italia pertama yang meraih tiga gelar Grand Slam, melampaui rekor Nicola Pietrangeli yang memenangkan gelar tunggal putra di Roland Garros secara beruntun pada tahun 1959-60.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setahun setelah mengalahkan Daniil Medvedev dalam lima set dramatis untuk meraih gelar mayor pertamanya, Sinner tampil tanpa cela di final keduanya di Melbourne Park. Ia menekan Zverev tanpa ampun dan mengunci kemenangan dengan performa klinis.
Kemenangan telak di Rod Laver Arena yang bermandikan cahaya lampu ini semakin menegaskan status petenis berusia 23 tahun ini sebagai pemain lapangan keras terkemuka saat ini. Kemenangan ini juga memperpanjang rekor kemenangan beruntun Sinner menjadi 21 pertandingan.
Komentar Jannik Sinner
Sinner tampak berseri-seri seusai laga. "Ini adalah penampilan yang luar biasa dari saya," kata dia. "Saya ingin menikmati momen ini. Gelar ini terasa berbeda dan sangat berarti bagi saya."
Di tengah kebahagiaannya, kasus doping yang telah lama membayangi dirinya masih menjadi perhatian. Meskipun telah diizinkan bermain oleh otoritas tenis, Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sedang mengupayakan larangan yang dapat menggagalkan rencananya di French Open. Sidang dijadwalkan pada bulan April.
Sinner memilih fokus dengan permainan di lapangan. "Banyak hal terjadi di luar lapangan, yang mungkin tidak Anda ketahui," kata dia. "Ketika saya berada di lapangan, bahkan jika terkadang sangat sulit untuk memblokir hal semacam ini, saya memiliki tim dan orang-orang yang dekat dengan saya yang mempercayai saya.”
Ia mengatakan, ketika pergi ke lapangan, selalu mencoba dan fokus pada pertandingan. “Saya tahu pertandingan bisa tiga, empat, lima jam, tetapi itulah celah hari di mana saya harus sangat fokus,” kata dia.
Kesibukannya berlatih dan bermain, menurut Sinner, membantunya mengalihkan pikiran dari masalah doping itu. “Di gym, mencoba menjaga rutinitas Anda, maka Anda sedikit kurang memikirkan apa yang terjadi. Tentu saja, itu masih sedikit di benak saya. Saya tahu bahwa saya berada di posisi ini sekarang. Jadi tidak ada yang bisa saya ubah."
Profil Jannik Sinner
Jannik Sinner lahir di Innichen, Italia, pada 16 Agustus 2001. Ia mulai bermain tenis sejak usia tiga tahun dan memulai karier profesionalnya pada 2018 di ITF Circuit. Pada 2019, ia meraih gelar ATP Challenger pertamanya, menjadikannya petenis termuda Italia yang berhasil melakukannya.
Kariernya terus melesat dengan berbagai pencapaian, termasuk kemenangan di ATP Next Gen Finals 2019 dan gelar ATP Masters 1000 pertamanya di Canadian Open 2023. Pada 2024, ia mencatatkan sejarah dengan menjadi petenis nomor satu dunia setelah mencapai semifinal French Open.
Kini, di usia 23 tahun, Jannik Sinner telah mencetak sejarah bagi tenis Italia dengan tiga gelar Grand Slam, mempertahankan gelar di Australian Open, dan menjadi salah satu pemain paling dominan di lapangan keras. Ambisinya selanjutnya adalah menguasai lapangan tanah liat dan rumput untuk menjadi pemain yang lebih lengkap.
Momen-momen Penting Perjalanan Karier Sinner:
- Memulai kareir profesionalnya di sirkuit ITF pada tahun 2018.
- Memenangi gelar ATP Challenger pertamanya pada Februari 2019, menjadi pemain Italia termuda yang melakukannya.
- Lolos ke babak utama U.S. Open 2019, menandai debut Grand Slam-nya.
- Menjuarai Next Gen ATP Finals 2019. Mengakhiri tahun dengan peringkat 78 dunia dan meraih penghargaan ATP Newcomer of the Year.
- Memenangkan pertandingan babak utama Grand Slam pertamanya di Australian Open 2020. Mencapai perempat final French Open 2020.
- Meraih gelar ATP pertamanya di Sofia Open 2020, menjadi pemain Italia termuda yang memenangkan gelar tingkat tur di Era Terbuka. Mengakhiri tahun dengan peringkat 37 dunia.
- Pada 2021, ia memenangi Great Ocean Road Open, Citi Open, Sofia Open, dan European Open dan bermain di ATP Finals sebagai pemain pengganti pertama. Mengakhiri tahun di peringkat 10 dunia.
- Pada tahun 2022, ia mencapai perempat final Australian Open dan US Open.
- Mencapai semifinal Grand Slam pertamanya di Wimbledon 2023 dan memenangi gelar Masters 1000 pertamanya di Canadian Open. Ia juga mencapai peringkat tertinggi dalam kariernya, peringkat empat dunia, menjadi orang Italia kedua yang mencapai lima besar.
- Mengalahkan Novak Djokovic di babak round-robin ATP Finals sebelum kalah dari petenis Serbia itu di final. Membantu Italia memenangi Piala Davis setelah penantian 47 tahun pada November 2023.
- Mengalahkan unggulan ketiga Daniil Medvedev untuk memenangi gelar Grand Slam pertamanya di Australian Open 2024.
- Sempat tersandung kasus doping karena dua sampel yang diambil pada Maret 2024 menunjukkan hasil positif untuk steroid clostebol, tetapi tidak menerima skorsing setelah Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) menemukan bahwa hasil positif tersebut disebabkan oleh kontaminasi dari fisioterapisnya.
- Menjadi pemain nomor satu dunia setelah mencapai semifinal French Open pada Juni 2024.
- Mengalahkan unggulan ke-12 Taylor Fritz untuk memenangkan US Open pertamanya pada September 2024.
- Memenangi Shanghai Masters dan mengakhiri tahun 2024 dengan mahkota ATP Finals pertamanya, mengalahkan Fritz di final di kandang sendiri.
- Menjadi pemain ke-11 di Era Terbuka yang mempertahankan gelar tunggal putra Australian Open pada 2025.
Ambisi Jannik Sinner Berikutnya
Di tengah keberhasilannya, Jannik Sinner mengungkap ambisinya untuk menguasai semua jenis lapangan. "Saya ingin menjadi pemain yang lengkap, tidak hanya di lapangan keras, tapi juga di tanah liat dan rumput," kata dia.
Ia menyebut bermain di lapangan rumput menjadi tantangan utama baginya. “Saya masih muda dan saya punya waktu untuk menyesuaikan diri, terutama di lapangan rumput, karena saya belum pernah bermain di lapangan junior. Itu adalah hal baru ketika saya tiba di tur ini,” kata Jannik Sinner.
REUTERS