Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Promotor tinju Indonesia asal Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Muhammad Arsyad meninggal dunia pada Senin dini hari 11 Februari 2020 di Samarinda. Arsyad meninggal setelah dirawat di RS Abdul Wahab Syahranie Samarinda karena sakit.
Arsyad yang juga pejabat Sektretaris Dinas Komunikasi dan Informatika di Pemkab Tenggarong meninggal dalam usia 52 tahun. Dia meninggalkan satu istri dan empat anak. Jenazah Arsyad dimakamkan di Tenggarong.
Lahir di Long Bleh, Kecamatan Kembang Jagung, Kabupaten Kutai Kartanegara pada 11 November 1967, Arsyad adalah mantan petinju amatir nasional yang berprestasi. Bertanding di kelas welter, Arsyad meraih perak PON XII 1989, emas PON XIII 1993, dan emas Piala Presiden 1993 sekaligus petinju terbaik.
Sebagai anggota timnas, Arsyad sempat menjalani pelatnas di Cottbus, Jerman Timur saat itu. Prestasi internasional Arsyad juga banyak karena dia pernah meraih perak di Piala Raja Thailand 1990, perak Kejuaraan Eropa 1993, dan perunggu SEA Games 1993.
Arsyad mengundurkan diri dari tinju tahun 1995 setelah tangannya mengalami cedera akibat kecelakaan sepeda motor. Setelah gantung sarung tinju, Arsyad lantas berkarier sebagai PNS di lingkungan Pemkab Tenggarong.
Arsyad lantas dipercaya Pemkab Tenggarong yang menjadi sponsor tiga kejuaraan dunia yang digelar, yaitu: Chris John vs Jose Rojas (Tenggarong/2004), Chris John vs Juan Manuel Marquez (Tenggarong/2006), dan Muhammad Rahman vs Omar Soto (Jakarta/2006). Selain tinju, Arsyad juga pernah menjadi promotor pertunjukkan gulat bebas asal Jepang.
“Tinju Indonesia berduka cota, kehilangan sosok yang benar-benar mencintai dan memahami tinju seperti dalam diri Muhammad Arsyad. Almarhum sosok yang baik dan dekat dengan para petinju. Saya pribadi merasakan itu karena pernah dua kali dipromotori beliau,”ujar Chris John.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini