Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia kembali berpartisipasi dalam balap mobil listrik atau Fomula E 2023. Seusia seri Monaco ePrix, Jakarta ePrix akan digelar 3 dan 4 Juni 2023 dengan 2 kali balapan. Sama seperti tahun lalu, balapan dilangsungkan di Jakarta International e-Prix Circuit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gelaran Formula E musim 2023 telah dibuka 14 Januari 2023 lalu. Balapan perdana ditaja di Sirkuit Autodromo Hermano Rodriguez, Mexico City. Nantinya pertandingan akan dilaksanakan di 11 negara di 4 benua. Negara yang terlibat seremonial ini yaitu Meksiko, Amerika Serikat, Brazil, Inggris, Italia, Monako, Jerman, Indonesia, India, Arab Saudi, dan Afrika Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Musim 2023 ini disebut akan menandai era baru Formula E. Pasalnya, seluruh peserta untuk kali pertama bakal menggunakan mobil listrik generasi ketiga. Mengutip fiaformulae.com, mobil Formula E Gen3 ini mampu mencapai kecepatan 322 kilometer per jam. Baterai didesain dengan kapasitas 600 kilowatt dan menghasilkan 800 tenaga kuda. Mobil juga memungkinkan pitstop untuk isi energi pertama dalam sejarah.
Seluk beluk Formula E
Mengutip fia.com, secara resmi Formula E bernama ABB FIA Formula E World Championship. Ini adalah kejuaraan olahraga otomotif mobil kursi tunggal menggunakan mobil listrik. Kejuaraan ini pertama kali digagas pada 2011 di Paris. Namun secara resmi laga perdana dilangsungkan pada September 2014 di Beijing, Tiongkok. Kemudian sejak 2020 lalu, Formula E berstatus kejuaraan dunia.
Inisiator kejuaraan Fomula E adalah presiden Federasi Otomotif Internasional atau FIA Jean Todt dan pendiri sekaligus kepala eksekutif dari Formula E Holdings Alejandro Agag. Bermula dari proposal yang dipresentasikan Jean kepada Agag dan Antonio Tajani saat makan malam. Itu terjadi pada 3 Maret 2011, di sebuah restoran kecil di Italia. Usul pun disetujui oleh Agag dan mendiskusikannya dengan FIA.
Kejuaraan Formula E diperebutkan sebelas tim dengan masing-masing dua pembalap. Balapan berlangsung di sirkuit sepanjang 1,9 hingga 3,4 kilometer. Mengutip Fiaformulae.com, perlombaan dimulai dengan dua sesi latihan di pagi hari. Sesi pertama berdurasi 45 menit diikuti sesi kedua 30 menit. Selama sesi latihan, pembalap bebas menggunakan keluaran daya kualifikasi penuh. Ada sesi latihan tambahan 30 menit jika perlombaan digelar double-header.
Sementara untuk sesi kualifikasi digelar dengan durasi sekitar satu jam. Para pembalap dibagi menjadi dua grup berdasarkan posisi mereka di klasemen kejuaraan. Pembalap di posisi bernomor ganjil masuk grup A. Sementara bernomor genap masuk grup B. Terdapat pengecualian pada balapan pertama musim. Setiap tim dapat menominasikan satu pembalap ke dalam setiap grup.
Setiap grup mendapat waktu 10 menit untuk mencetak putaran tercepat dengan daya maksimal 220 kilowatt. Sebanyak 4 pembalap teratas dari setiap grup akan maju ke tahap “duel”. Pembalap akan berduel dengan daya maksimal 250kW pada perempat final, semi final dan final. Poin diberikan kepada 10 pembalap yang finis menggunakan sistem standar FIA yakni 25-18-15-12-10-8-6-4-2-1. Ini seperti yang digunakan dalam Formula Satu.
Pembalap yang berhasil meraih pole position diberikan 3 poin tambahan. Sedangkan pembalap yang mencetak lap tercepat dan finis di 10 besar, mendapatkan satu poin atau 2 poin pada dua musim pertama.
Kejuaraan Formula E yang dipertandingkan ada dua yakni kejuaraan pembalap dan tim. Pembalap poin tertinggi sampai akhir musim dinyatakan sebagai juara pembalap. Begitu juga dengan kejuaraan tim, tim terbanyak meraih poin dari gabungan dari dua mobil, akan dinyatakan sebagai juara tim.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Pilihan editor : Tolak Jadi Steering Committee Formula E, Bobby Nasution Sudah Minta ke Bamsoet Tidak Dilibatkan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.