Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Timnas futsal Indonesia mengakhiri nihil gelar dengan menjuarai Piala AFF Futsal 2024 di Nakhon Ratchasima, Thailand, pada 10 November 2024.
Federasi Futsal Indonesia kini membidik target yang lebih tinggi, Piala Asia Futsal 2026.
Di bawah asuhan Hector Souto, timnas futsal punya modal yang cukup untuk mencapai putaran final Piala Dunia Futsal 2028.
SETELAH paceklik gelar selama 14 tahun, tim nasional atau timnas futsal Indonesia menjadi juara ASEAN Futsal Championship. Lebih dikenal dengan Piala AFF Futsal, turnamen ini berlangsung di Nakhon Ratchasima, Thailand, pada 2-10 November 2024. Skuad asuhan Hector Souto itu menekuk Vietnam 2-0 di partai puncak. Sebelumnya, mereka menggasak tuan rumah Thailand—yang mendominasi kejuaraan ini dengan 16 gelar juara dalam 18 edisi—dengan skor 5-1.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Timnas futsal tak pernah kalah dalam Piala AFF Futsal 2024. Sebanyak 14 pemain yang diboyong Souto ke Negeri Gajah Putih melewati fase penyisihan dengan menaklukkan Kamboja 9-0, Australia 3-1, dan Myanmar 5-1.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari awal, saya punya strategi sendiri dan kami berlatih tiap pekan sehingga membentuk dan memetakan persiapan dalam ajang Piala AFF Futsal 2024,” kata Souto dalam wawancara eksklusif dengan Tempo di Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 13 November 2024. Dia selalu mempresentasikan data statistik lawan kepada pasukannya dan menjadikannya sebagai landasan perumusan strategi.
Kiper Timnas Fustsal Indonesia A. Habiebie dan R. Humandri saat final melawan Vietnam dengan skor akhir 2-1 untuk kemenangan Indonesia di Terminal 21 Korat, Nakhon Ratchasima, Thailand, 10 November 2024. Dok. Federasi Futsal Indonesia
Selain menjalankan serangkaian sesi pemusatan latihan, timnas futsal menggelar laga persahabatan dengan klub-klub dalam negeri serta tim dari Thailand dan Malaysia. Intensitas latihan dan pertandingan selama berbulan-bulan membuat Souto dengan mudah menyampaikan pesan kepada para pemain.
Pelatih asal Lugo, Spanyol, itu menekankan kepada Wendy Brian Ick dan kawan-kawan agar memperhatikan konsistensi permainan di lapangan, siapa pun lawan mereka. Bagi Souto, konsistensi adalah kunci. Hal itu yang menjadi modal kesuksesannya saat mengasuh timnas Vietnam, lalu membawa klub Bintang Timur Surabaya menjuarai Liga Futsal Profesional Indonesia musim 2021/2022 dan 2022/2023.
Sebelum ditunjuk sebagai pelatih oleh Federasi Futsal Indonesia (FFI) pada 15 Agustus 2014, dia menganalisis timnas secara menyeluruh. Hasilnya, dia melanjutkan, perlu penguatan konsistensi dan mental pemain. "Mengacu pada transisi bertahan, juga situasi khusus bola atas dan power play," kata Souto.
Setelah menjadi kampiun Asia Tenggara, timnas futsal membidik target yang lebih tinggi: Piala AFC Futsal. Kebetulan, turnamen tingkat Asia yang diikuti 16 negara itu akan berlangsung di Indonesia. "Target ini sulit, tapi kami memiliki keuntungan sebagai tuan rumah," ujar Souto.
Dalam Piala Asia Futsal, Brian Ick cs ada kemungkinan akan menghadapi tim-tim kelas kakap yang menjadi langganan juara, seperti Iran. Ada pula Uzbekistan dan Jepang yang di atas kertas lebih unggul dibanding Indonesia.
Sebagai persiapan, Souto akan memantau para pemainnya. Meski saat ini sedang rehat dan kembali ke kampung halamannya di Spanyol, dia menekankan pada pasukannya untuk berlatih secara maksimal di klub masing-masing. "Kalau tidak, begitu kembali ke timnas, akan kesulitan," katanya.
Souto juga akan mengasah kemampuan pasukannya dengan bertanding melawan tim futsal kelas dunia, seperti Argentina, Brasil, dan Spanyol. Menurut dia, jika pemain hanya dihadapkan dengan lawan yang selevel, kemampuannya bakal mandek. “Tapi, jika berhadapan dengan tim yang lebih kuat, mereka akan tersadar dan meningkatkan kapasitas diri,” ujarnya.
Timnas Futsal Putra Indonesia (dari kiri) Wendy Brian Ick, E. Soumilena dan Ardiansyah Nur usai mengalahkan Thailand dengan skor 5-1di Terminal 21 Korat, Nakhon Ratchasima, Thailand, 8 November 2024. Dok. Federasi Futsal Indonesia.
Di balik Piala Asia Futsal 2026, ada Piala Dunia Futsal 2028. "Ini menjadi impian kami," kata Souto. Dari 24 peserta Piala Dunia, Asia hanya mendapatkan jatah empat wakil. Juara Piala Asia pun tak otomatis lolos ke Piala Dunia, harus melewati babak kualifikasi.
Menurut Souto, butuh kerja sama semua pihak untuk menggapai mimpi tersebut. Dia meminta FFI merancang strategi terbaik dalam pengelolaan kompetisi, pembinaan, dan regenerasi pemain. “Federasi juga perlu memetakan orang-orang yang punya bakat futsal," kata Souto. "Saya lebih berfokus mencari pemain di klub lokal daripada menaturalisasi pemain."
Berdasarkan pemeringkatan federasi sepak bola internasional, FIFA, timnas futsal Indonesia menduduki peringkat ke-24 dunia—mengoleksi 1.159 poin setelah meraih 16,16 poin di Piala AFF Futsal 2024. FIFA akan memperbarui peringkat Futsal FIFA di laman resminya pada 21 Desember mendatang.
Langkah Souto yang menitikberatkan pada persiapan sebelum turnamen diakui FFI. Ketua Umum FFI Michael Victor Sianipar mengatakan, setelah meminang Souto sebagai pelatih kepala timnas futsal pada Agustus 2024, juru taktik itu langsung meminta diadakan pemusatan latihan mulai bulan berikutnya. Menurut Michael, Souto terang-terangan menyatakan tak bisa berjanji apa-apa dalam Piala AFF Futsal 2024, tapi berkomitmen mendorong performa para pemain.
Soal target timnas futsal di Piala Asia, Michael mengatakan federasi akan berkomunikasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). “Sudah pasti kami menjadi tuan rumah karena suratnya sudah kami terima (dari Konfederasi Sepak Bola Asia),” katanya kepada Tempo, Ahad, 17 November 2024.
Faktor tuan rumah, yang tak perlu melalui babak kualifikasi, membuat mereka mematok target juara. Karena itu, FFI akan berupaya menyanggupi permintaan Souto untuk membawa pasukannya bertanding melawan tim kuat dunia. Misalnya, meski masih menunggu konfirmasi, akan ada turnamen terbatas yang melibatkan Argentina, Jepang, Arab Saudi, dan Indonesia pada Januari 2025.
Menurut Michael, untuk mencapai level Iran—juara bertahan sekaligus peraih 13 dari 16 trofi Kejuaraan Futsal AFC—butuh lima hingga sepuluh tahun dengan mengikuti kompetisi berbagai kelompok usia secara reguler. "Sekarang juga banyak kompetisi pelajar," katanya.
Michael mengatakan, ketimbang sepak bola, futsal lebih memiliki kedekatan dengan masyarakat Indonesia. Sebab, sejak kecil jutaan anak-anak bermain bola di jalanan dan ruang-ruang terbatas yang tidak seluas lapangan sepak bola. Dengan demikian, sejauh ini, tidak ada kebutuhan menaturalisasi pemain. "Bibit-bibit pemain futsal sangat banyak," ujarnya.
Kesuksesan di Piala AFF membuat pengamat futsal Doni Zola optimistis timnas futsal bisa berbicara banyak di Piala Asia. Menurut Doni, kekuatan Indonesia saat ini telah berada di atas Thailand dan Vietnam yang pernah berlaga di Piala Dunia.
Dengan modal tersebut, dia melanjutkan, sudah sepantasnya timnas futsal menjalani pertandingan uji coba menantang tim kelas dunia. "Sebelum Piala Dunia, tim harus matang lebih dulu dengan melawan tim yang levelnya di atas mereka," kata Doni.
Lebih lanjut, timnas juga punya modal yang cukup untuk melangkah sampai Piala Dunia Futsal 2028. Sebab, dalam catatan Doni, ada sekitar 40 pemain yang punya kemampuan cukup untuk membela timnas Merah Putih. Jumlah itu jauh di atas kebutuhan jumlah pemain dalam setiap turnamen, 14 orang. "Jadi, untuk empat tahun ke depan, masih cukup aman," ujarnya. Meski demikian, Doni mewanti-wanti agar tidak mengulang kesalahan Vietnam dan Thailand dalam regenerasi pemain.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo