Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Tolak Ikut Perang Vietnam, Muhammad Ali: Tembak Mereka untuk Apa?

Muhammad Ali, legenda tinju dunia, berkukuh tak akan mau berperang di Vietnam membela negaranya Amerika Serikat meski ancamannya adalah penjara.

14 April 2020 | 11.55 WIB

Muhammad Ali (kedua dari kiri) tiba di Pusat Induksi Angkatan Bersenjata di Houston, 28 April 1967. (courier-journal.com)
Perbesar
Muhammad Ali (kedua dari kiri) tiba di Pusat Induksi Angkatan Bersenjata di Houston, 28 April 1967. (courier-journal.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Ali, legenda tinju dunia, berkukuh tak akan mau berperang di Vietnam membela negaranya Amerika Serikat meski ancamannya adalah penjara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pada 1 November - 30 April 1975, AS terlibat perang dengan Vietnam, yang saat itu terbelah dua antara Vietnam Utara yang berideologi komunis dan Vietnam Selatan yang nasionalis. Bagi pemuda AS melawan wajib militer untuk ikut perang ke Vietnam berarti penjara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah pemuda, yang menolak perang, memilih lari ke Kanada. Tapi Ali, yang namanya sangat terkenal setelah merebut gelar kelas berat WBA dan WBC dari Sonny Liston pada 1964, tetap di AS dengan risiko masuk penjara.

"Hati nurani saya tidak akan membiarkan saya pergi menembak saudara saya, atau beberapa orang yang warna kulitnya lebih gelap, atau beberapa orang miskin yang kelaparan di lumpur untuk Amerika yang kuat dan besar," kata Ali dalam sebuah wawancara tahun 1965.

Pagi hari sebelum jam 8 pada 28 April 1967, Muhammad Ali tiba di Pusat Induksi Angkatan Bersenjata di Houston. Ini adalah tempat perekrutan bagi pemuda untuk mengikuti wajib militer sebelum dikirim ke Perang Vietnam.

Washington Post, 16 Juni 2018 menulis, hari itu adalah jadwal dia masuk kamp pelatihan militer. Ali, yang datang memakai stelan jas biru, tidak beranjak ketika nama lahirnya Cassius Clay dipanggil. 

Seorang perwira senior menarik Ali keluar dari barisan, membawanya ke kantor dan bertanya apakah ia memahami akibat tindakan itu, demikian ditulis dalam buku otobiografi Ali, “The Greatest: My Own Story.”

Ali menjawab, tentu saja dia mengerti. Petugas mengantar Ali keluar dan sekali lagi seorang letnan memanggil namanya: "Mr. Cassius Clay, tolong maju dan dilantik menjadi Tentara Amerika Serikat.

Ali tetap ngotot menolak. Bagi dia, ikut Perang Vietnam berlawanan dengan hati nuraninya.

“Menembak mereka untuk apa? Mereka tidak pernah menyebut saya negro, mereka tidak pernah membunuh saya, mereka tidak memerintahkan anjing menyerang saya, mereka tidak merampok kebangsaan saya, memperkosa dan membunuh ibu dan ayah saya. ... Tembak mereka untuk apa? Bagaimana saya bisa menembak mereka orang miskin? Masukkan saja saya ke penjara," kata Ali.

WASHINGTON POST

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus