Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tepat 45 tahun lalu, 26 Juni 1979, petinju dunia Cassius Marcellus Clay atau yang lebih dikenal sebagai Muhammad Ali memutuskan pensiun dari dunia tinju. Keputusannya disampaikan Ali dalam konferensi pers di Los Angeles.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhammad Ali mengaku senang bisa pensiun dari dunia tinju di usianya yang ke-37 tahun. Alasan pensiun Ali saat itu pun ia sampaikan dalam konferensi pers. Dikutip dari ringtv.com, juara dunia tinju kelas berat itu mengaku bahwa dunia tinju berbahaya untuknya. Ia pun mengaku bahagia bisa keluar dari dunia tinju, terlebih setelah ia memenangkan emas Olimpiade tiga kali berturut-turut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itulah mengapa saya sangat beruntung berada di sini hari ini, mampu membuat kebanggaan ini, dan sekarang menjadi juara selamanya. Saya orang kulit hitam pertama yang menang dan keluar dengan bersih,” kata Ali, dikutip dari ringtv.com.
Perayaan pensiun Ali tak sampai di situ, pada September 1979, Ali diberi penghormatan dalam sebuah perayaan pensiun besar di Forum di Los Angeles. Di antara mereka yang hadir adalah Richard Pryor, Lou Rawls, Chevy Chase, Jon Voight, dan Jane Fonda. Komedian Billy Crystal menampilkan sketsanya yang sekarang terkenal, "15 Rounds with Muhammad Ali", di mana ia meniru "The Greatest" dan penyiar legendaris ABC, Howard Cosell.
Acara tersebut ditutup dengan Ali bergabung dengan petinju yang mungkin merupakan yang terbaik sepanjang masa, Sugar Ray Robinson. Dengan penuh hormat terhadap mantan juara hebat itu, Ali memberi penghormatan dengan menari di atas panggung dan menambahkan "The Shuffle" sebagai bonus. Penonton menyukainya dan mengucapkan selamat tinggal kepada pahlawan mereka dengan air mata.
Namun, meskipun kini menunjukkan tanda-tanda jelas kerusakan tubuhnya akibat tinju, Ali tidak bisa menjauh. Uang adalah faktor dan mantan juara besar itu merindukan pujian. Kurang dari enam bulan setelah pensiunnya, sudah muncul desas-desus tentang kembalinya dia ke ring.
John Tate memenangkan gelar WBA yang kosong dengan meraih kemenangan 15 ronde atas Gerrie Coetzee di Pretoria, Afrika Selatan. Kebetulan, Coetzee mendapatkan kesempatan itu dengan mengalahkan Leon Spinks dalam satu ronde di Monte Carlo. Tate awalnya dianggap sebagai lawan kembalinya Ali, tetapi akhirnya diabaikan setelah dia dikalahkan oleh Mike Weaver pada Maret 1980.
Ali memutuskan kembali lagi ke ring pada 2 Oktober 1980, dan melawan juara kelas berat Larry Holmes, dan menjatuhkannya di ronde ke-11. Kemudian setelah kalah dari Trevor Berbick pada 11 Desember 1981 dengan kekalahan sepuluh ronde. Setelah itu, Ali benar-benar gantung sarung tinju.
Mantan dokter fisik Ali, Ferdie Pacheco sebelumnya telah memperingatkan Ali dan beberapa orang terdekatnya bahwa tubuhnya semakin rapuh dan bahwa pensiun lebih merupakan kebutuhan daripada pilihan. Namun saran itu tidak diindahkan. Setelah menunjukkan gejala Parkinson, Ali baru mengamini perkataan mantan dokternya tersebut.
Ali mulai menunjukkan gejala parkinson tak lama setelah pensiun dari ring tinju pada 1981. Namun, penyakitnya tidak terdiagnosis sampai tiga tahun kemudian. Awalnya dia kerap mengalami tremor, pidatonya melantur, dan gerakan tubuhnya menjadi lambat. Kondisinya berangsur memburuk, hingga dia memiliki masalah lain seperti sulit tidur dan depresi.
Parkinson adalah penyakit degeneratif yang menyerang otak dan umumnya terjadi pada usia lanjut atau di atas 60 tahun. Penyebab parkinson hingga saat ini belum diketahui pasti. Selain karena faktor usia, para ahli menduga benturan keras pada kepala juga bisa memicu parkinson. Seperti halnya yang terjadi pada Ali, yang diduga terjangkit parkinson karena sering mengalami benturan keras saat pertandingan tinju.
Pada 1984, Muhammad Ali baru terungkap menderita Parkinson. Pada 5 Juni 2016, Muhammad Ali meninggal dunia di usianya yang ke-74 tahun. Upacara pemakamannya digelar dengan prosesi menempuh jarak 32 kilometer melintasi Louisville, kota kelahirannya.
ANANDA RIDHO SULISTYA | HENDRIK KHOIRUL MUHID