Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lifter nasional Eko Yuli Irawan turun di Pekan Olahraga Nasioanal atau PON Aceh-Sumatera Utara. Bertanding di kelas 67 kilogram putra, atlet angkat besi yang sebelumnya berlaga di Olimpiade Paris 2024 ini tak tertandingi saat tampil di GOR Seramoe, Banda Aceh, Kamis, 5 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eko yang membela tim Jawa Timur mencatatkan total angkatan 309 kilogram, dengan rincian angkatan snatch 138 kilogram dan angkatan clean and jerk 171 kilogram. Angkatannya pada clean and jerk sekaligus memecahkan rekor PON, yakni sebelumnya pada 170 kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atlet kelahiran Metro, Lampung, 35 tahun itu mendominasi pertandingan. Dia tidak pernah gagal dalam tiga angkatan snatch maupun angkatan clean and jerk. Eko sukses mengangkat 131 kilogram, 136 kilogram, dan 138 kilogram pada snatch. Berikutnya, di angkatan clean and jerk dia mengangkat 158 kilogram, 163 kilogram, dan 171 kilogram.
Medali perak di kelas ini diraih lifter Jawa Barat Muhammad Nur Fuad Jamal, dengan catatan angkatan total 287 kilogram, yang terdiri dari 136 kilogram angkatan snatch dan 155 kilogram angkatan clean and jerk.
Fuad sempat mencoba menantang Eko saat ia memasang beban 172 kilogram pada percobaan clean and jerk ketiganya, tetapi ia gagal mengangkat beban tersebut dan harus puas dengan medali perak.
Untuk medali perunggu menjadi milik lifter Lampung Harjianto, dengan catatan total 268 kilogram. Harjianto memiliki catatan angkatan snatch terbaik 116 kilogram dan 152 kilogram pada angkatan clean and jerk.
Angkat besi kelas 67 kilogram putra pada PON Aceh-Sumut 2024 diikuti oleh delapan peserta. Selain Eko, Fuad, dan Harjianto, peserta-peserta lain adalah Jan Adrianus Hosea Inamer asal Papua, I Putu Varel Janovan asal Kalimantan Tengah, IR Rahman asal Aceh, Faisal asal Sumatera Selatan, dan Sukani Satrio asal Sumatera Utara.