Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Motor

Honda Dukung Standardisasi Baterai Motor Listrik di Indonesia

PT Astra Honda Motor (AHM) menyebut pihaknya mendukung penuh regulasi standardisasi baterai motor listrik yang akan dikeluarkan pemerintah.

2 Januari 2024 | 15.15 WIB

perkenalan motor listrik Honda EM 1 e: di GIIAS 2023. (Foto: honda)
material-symbols:fullscreenPerbesar
perkenalan motor listrik Honda EM 1 e: di GIIAS 2023. (Foto: honda)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bakal mengeluarkan regulasi mengenai standardisasi baterai motor listrik. Tujuannya guna mempermudah masyarakat dalam menggunakan kendaraan listrik, khususnya roda dua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Standardisasi baterai motor listrik itu sendiri meliputi jenis, kapasitas, bentuk dan ukuran. Dengan begitu, setiap produsen sepeda motor listrik wajib menyesuaikan kembali sistem penyimpanan baterai pada produk yang mereka pasarkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saat ini hampir semua produsen motor listrik yang telah beredar di pasar otomotif Indonesia memproduksi baterai sendiri, salah satunya PT Astra Honda Motor (AHM). Artinya, apabila aturan standardisasi baterai berlaku, maka mereka harus melakukan beberapa penyesuaian.

Meski begitu, Marketing Director PT AHM, Octavianus Dwi Putro menyebut pihaknya mendukung penuh regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Menurut dia, kebijakan itu untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen.

“Kita akan ikutin pemerintah. Tapi kembali sudut pandangnya konsumen, kita akan kasih opsi ke konsumen saja nanti kita akan ikutin saja,” kata Octa saat ditemui di Cikarang, beberapa waktu lalu.

Octa menambahkan, kini Honda memang memproduksi baterai sendiri untuk memangkas ongkos produksi dan memudahkan konsumen. Ini juga dilakukan untuk mempermudah dalam mendesain produk yang akan mereka pasarkan.

Dirinya menegsrkan bahwa kapasitas baterai motor listrik Honda sendiri dibuat berdasarkan hasil survei penggunaan kendaraan roda dua di perkotaan. Tapi, Honda juga telah mempersiapkan stasiun penukaran baterai bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi.

“Tergantung kebutuhan konsumen, kalau dia butuh sehari lebih dari 100 km rasanya nunggu charge dulu lama. Tapi kalau dia yang daily use masih bisa dijangkau nanti malam saja charge-nya,” ucapn dia.

“Rasanya swap ini bukan menjadi pilihan karena baterai ditukar-tukar, sebagai konsumen kan sesuatu yang masih mungkin harus dijelaskan,” tutup Octa.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus