Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Apa Alasan Honda dan Nissan Sepakat Merger pada 2026?

Honda dan Nissan dalam pembicaraan merger menggarisbawahi ancaman yang ditimbulkan dari produsen kendaraan listrik Tiongkok.

26 Desember 2024 | 10.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden dan CEO Nissan Motor Makoto Uchida (kiri) dan President dan CEO Honda Motor Toshihiro Mibe, saat konferensi pers di Tokyo, Jepang, 15 Maret 2024. Kyodo via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua produsen kendaraan asal Jepang, Honda Motor dan Nissan Motor, telah mengumumkan kesepakatan untuk merger dan membentuk perusahaan induk baru pada Agustus 2026. Merger ini dilakukan karena semakin ketatnya persaingan industri otomotif global di bidang elektrifikasi dan integrasi perangkat lunak tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Lingkungan bisnis bagi kedua perusahaan dan industri otomotif yang lebih luas telah berubah dengan cepat dan kecepatan inovasi teknologi terus meningkat,” kata Honda dan Nissan dalam sebuah pernyataan bersama, Senin, 23 Desember 2024, seperti dikutip dari dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Reuters melaporkan, kedua perusahaan otomotif dari Jepang ini dalam pembicaraan merger menggarisbawahi ancaman yang ditimbulkan dari produsen kendaraan listrik Tiongkok terhadap produsen mobil lawas yang telah lama mendominasi dunia. Penggabungan kedua perusahaan besar ini nantinya akan menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan setelah Toyota dan Volkswagen.

Kedua perusahaan itu pun kemudian menandatangani sebuah nota kesepahaman untuk memulai diskusi mengenai integrasi bisnis di bawah perusahaan induk baru. Bergabungnya kedua perusahaan tersebut menciptakan grup produsen mobil terbesar ketiga di dunia untuk bersaing dengan para kompetitornya dari AS dan China di pasar kendaraan listrik.

Honda dikenal sebagai produsen mobil terbesar kedua di Jepang dan Nissan sebagai produsen mobil terbesar ketiga. Penggabungan kedua perusahaan besar ini akan menciptakan perubahan terbesar dalam industri otomotif global sejak Flat Chrysler Automobiles dan PSA bergabung pada 2021 untuk menciptakan Stellantis.

Presiden sekaligus CEO Honda, Toshihiro Mibe, dalam konferensi pers gabungan bersama mengungkapkan kesepakatan merger tersebut akan menciptakan sinergi di semua bidang. “Untuk memimpin transformasi mobilitas, kami berpikir bahwa kami membutuhkan sesuatu yang lebih berani daripada sekadar kerja sama di bidang tertentu. Kami telah mengonfirmasi kembali bahwa merger akan menciptakan sinergi di semua bidang,” katanya.

Kedua perusahaan otomotif tersebut berniat untuk merampungkan negosiasi merger mereka berdua per Juni 2025 setelah mendirikan perusahaan induk pada Agustus 2026, ketika kedua saham perusahaan tersebut akan dihapus dari pencatatan. Sementara itu, Mitsubishi Motors yang dikenal sebagai mitra Nissan kemudian akan memutuskan untuk keberpihakannya untuk bergabung dalam merger tersebut per akhir Januari 2025.

Berikutnya kedua perusahaan mobil tersebut menargetkan penjualan gabungan sebesar 30 triliun Yen atau setara 191 miliar dolar AS. Lalu, laba operasi ditargetkan mencapai lebih dari 3 triliun Yen melalui potensi penggabungan mereka. Selain itu, dilaporkan Reuters, Honda, yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 40 miliar dolar AS atau sekitar empat kali lipat dari Nissan, berencana akan menunjuk mayoritas dewan perusahaan.

Jika nantinya mitra Nissan, Mitsubishi Motors, memutuskan untuk bergabung, penjualan global grup otomotif dari Jepang ini akan mencapai lebih dari 8 juta mobil. Ini akan merebut posisi ketiga yang sampai saat ini masih diduduki oleh Hyundai, perusahaan otomotif dari Korea Selatan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus