Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Benarkah Air Memiliki Rasa?

Sebagian besar orang merasa bahwa air tidak memiliki rasa apa pun. Padahal, air ternyata memiliki rasa yang sudah diungkap dalam sebuah penelitian.

27 Oktober 2023 | 09.25 WIB

Ilustrasi wanita minuma air mineral atau air putih. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita minuma air mineral atau air putih. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan bahwa air sebenarnya memiliki rasa yang berbeda dan asam. Penelitian Caltech University, California, memantau lidah tikus saat mencicipi air dan menemukan bahwa sensor rasa yang dirangsang sebenarnya adalah asam. Tim juga melanjutkan dengan menyarankan bahwa praktik tersebut menjelaskan air dianggap sebagai rasa keenam selain rasa manis, asam, asin, pahit, dan umami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Asisten profesor biologi Yuki Oka menjelaskan bahwa kemampuan seseorang merasakan air bukan hanya kebetulan, melainkan lidah dapat merasakan cairannya. "Lidah dapat mendeteksi berbagai faktor nutrisi utama yang disebut tastants, seperti natrium, gula, dan asam amino melalui rasa. Namun, kita merasakan air di mulut itu tidak diketahui," kata Oka dikutip dari Independent pada 6 Juni 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lebih lanjut, tim menggunakan teknik optogenetik yang memungkinkan untuk merangsang sel asam dengan cahaya alih-alih air. Teknik tersebut dilakukan untuk membuktikan sel asam berkontribusi pada deteksi air. Setelah mengganti air dari botol air hewan dengan cahaya biru, tim menemukan bahwa tikus rekayasa genetika yang haus akan pergi ke cerat untuk mencari air, menemukan cahaya, dan meminumnya. Meskipun tidak terhidrasi, tikus terus menjilat sumbernya karena cahaya memicu isyarat sensorik bahwa air ada.

Penginderaan asam dalam lidah manusia adalah kunci reaksi “asam” yang mempengaruhi rasa air. Penginderaan ini terhubung ke bagian otak yang dikenal sebagai amigdala. Area ini terlibat dalam pemrosesan emosi dan memori kerja. Dikutip dari Healthline, para ilmuwan percaya bahwa hubungan ini berkembang karena ada kebutuhan bertahan hidup untuk merasakan rasa tertentu, seperti manis, pahit, atau racun. Jika air memiliki rasa yang tidak biasa, mungkin berarti air terkontaminasi. Akibatnya, tubuh memaksa untuk memuntahkannya secara naluriah untuk menghindari kemungkinan infeksi atau bahaya.

Sebuah studi lainnya pada 2016 mendukung gagasan tersebut. Para peneliti menemukan bahwa rasa yang kuat atau berbeda seperti “pahit” dan “umami” mengakibatkan peningkatan aktivitas amigdala. Aktivitas tersebut menunjukkan bahwa tubuh sangat berevolusi untuk peka terhadap rasa tertentu. Hal ini dapat membuat berbagai jenis air terasa berbeda satu sama lain dan reaksi emosional yang terkait dengan rasa tersebut juga dapat mempengaruhi persepsi secara keseluruhan terhadap rasa.

Air memiliki rasa yang bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh biologi dan sumber airnya. Dimensi terpenting dari efek sumber air pada rasanya berkaitan dengan mineral yang larut dalam air. Menggunakan pengukuran Total Dissolved Solids (TDS) dengan mengukur konsentrasi semua unsur anorganik dan organik yang terlarut dalam air, dapat mengetahui rasa air. Pengukuran ini memberitahu bahwa air mengandung mineral alami, seperti kalsium, fosfor, natrium, dan lain-lain.

Tidak semua mineral ini mudah dideteksi oleh selera setiap orang. Bahkan, rata-rata orang mungkin tidak dapat membedakan antara air mineral dan mata air. Namun, sebuah studi pada 2013 menemukan bahwa terdapat empat persepsi rasa yang paling jelas, yaitu bikarbonat, sulfat, kalsium, dan magnesium. Dengan begitu, air dapat dinyatakan memiliki rasa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus