Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Colorado - Ilmuwan memprediksi tahun depan akan banyak gempa bumi berskala besar. Penyebabnya: rotasi bumi yang kian melambat. Prediksi ini disampaikan dalam pertemuan tahunan Geological Society of America ini beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski perlambatannya kecil--sekitar 1 milidetik--tapi dampaknya cukup dahsyat bagi bumi. Menurut Roger Bilham, seismolog dari University of Colorado di Boulder, pelepasan energi bawah tanah akan memicu banyaknya aktivitas seismik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bilham dan rekan penelitinya, Rebecca Bendick, peneliti dari University of Montana, mencapai kesimpulan tersebut setelah menganalisis data gempa berkekuatan magnitudo tujuh sejak 1900. Dari data tersebut keduanya mengungkap periode tahun yang memiliki intensitas gempa lebih banyak.
"Dalam setahun bisa terjadi 25 sampai 30 gempa," kata Bilham, seperti dikutip dari laman Time, Selasa, 5 Desember 2017.
Keduanya lantas mencari penyebab kenapa pada periode tersebut terdapat banyak gempa. Hasilnya, mereka menemukan hubungan antara intensitas seismik dan rotasi bumi. Keduanya mengukur menggunakan jam bertenaga atom.
Bilham menjelaskan, ketika bumi melambat, inti bumi memicu ketegangan dengan kulit bumi. "Hukum fisika Newton berlaku, benda bergerak akan berusaha sekuat tenaga tetap bergerak," ujarnya. "Inti bumi tetap bergerak meski bumi melambat." Walhasil, kata Bilham, daya dari pergerakan inti bumi akan menyebar ke lempeng dan patahan dan menyebabkan gempa.
Keduanya memprediksi, perlambatan bumi terjadi sekitar lima tahun. Perhitungan ini, menurut Bilham, bisa menjadi acuan potensi gempa pada masa mendatang. Dia mengatakan, bumi telah melambat sejak empat tahun belakangan. Sehingga, bukan tak mungkin tahun depan intensitas gempa tahun depan akan meningkat.
Simak artikel menarik lainnya tentang gempa bumi hanya di kanal Tekno Tempo.co.
TIME