Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Jepang identik dengan sosial kultur warganya yang memiliki etos kerja tinggi, disiplin, dan cerdas. Cerdasnya orang Jepang, salah satunya terimplikasi dari corak gaya hidup yang lebih memilih rumah kayu daripada rumah bata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari situs Dores, hampir 58,9 persen rumah-rumah di Jepang terbuat dari bahan dasar kayu ketimbang batu bata atau sejenisnya. Faktanya, pemakaian kayu sebagai bahan utama rumah ini sudah dilakukan orang Jepang selama bertahun-tahun sejak periode Edo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usut punya usut, ternyata di balik kebiasaan orang Jepang yang lebih memilih rumah berbahan dasar kayu tersebut bukan tanpa alasan. Ketergantungan arsitektur Jepang pada kayu sebagai bahan bangunan rumah, dilatarbelakangi oleh kondisi geografis Jepang yang rawan akan terjadinya gempa bumi. Seperti diketahui, Jepang merupakan salah satu negara yang sering dilanda gempa.
Menurut orang-orang Jepang lewat berbagai penelitian yang telah dilakukan, rumah kayu dipilih karena memiliki sifat yang tahan gempa. Penelitian ilmiah di Universitas Tokyo membuktikan, kayu lebih fleksibel dari guncangan gempa. Sambungan antar sudut dalam desain rumah kayu memungkinkan bisa bergerak dinamis saat gempa.
Meski demikian, konsep arsitektur rumah kayu di zaman tradisional masih harus disesuaikan dengan teknologi seismik saat ini. Ketahanan seismik rumah-rumah ini dipastikan dengan memenuhi persyaratan “kuantitas dinding”. Mereka dihitung berdasarkan spesifikasi dan panjang dinding, melansir Nippon. Homeypedia
Jumlah dinding yang diperlukan telah dihitung ulang dan ditingkatkan setelah terjadinya gempa besar. Karena itu, ketahanan seismik rumah kayu yang lebih tua lebih rendah. Hal itu bukan berarti karena kayu telah menua, tetapi juga sebagian besar karena mereka dibangun tidak sesuai dengan kriteria jumlah dinding yang tahan gempa.
Selain memiliki sifat tahan gempa, bahan utama kayu sebagai material bangunan rumah juga diyakini bisa menangkal kondisi iklim negara Jepang yang sering panas dan lembab. Seorang penulis sejarah Jepang kuno, Kenko mengatakan orang-orang Jepang zaman dahulu sangat selektif dalam pemilihan bahan rumah dengan mempertimbangkan musim panas.
Menurut Kenko, pada musim dingin, mungkin orang Jepang bisa tinggal di mana saja. Sebaliknya, ketika rumah yang dibuat tidak tahan panas dan lembab akan menjadi masalah besar saat musim panas tiba. Opsi bahan kayu dipilih lantaran tahan terhadap perubahan kedua iklim itu.
HARIS SETYAWAN
Pilihan editor : Wapres Ma'ruf Amin Tinjau Rumah Tahan Gempa di Cianjur, Begini Speknya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.