Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Berawal dari purnawirawan TNI, gagasan pemakzulan Gibran mulai dibahas di MPR.
Hubungan Prabowo dengan Gibran tak lagi hangat karena sejumlah manuver Wakil Presiden.
Gibran diduga tak disertakan dalam sejumlah rapat kabinet dan dilarang memanggil menteri.
RUMAH mantan wakil presiden Try Sutrisno di kawasan Menteng, Jakarta, mendadak ramai pada Kamis siang, 1 Mei 2025. Satu per satu pentolan Forum Purnawirawan Prajurit Tentara Nasional Indonesia atau FPP TNI datang ke rumah itu. Beberapa waktu belakangan, forum tersebut gencar menyuarakan gagasan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden.
Salah satu penggagas FPP TNI, Dwi Tjahyo Soewarsono, bercerita, mereka membahas delapan tuntutan yang dirilis pada Kamis, 17 April 2025, termasuk rencana pemakzulan Gibran. “Beliau menyarankan agar gerakan ini berjalan terus dengan cara konstitusional,” kata mantan hakim agung yang bukan purnawirawan TNI itu ketika dihubungi Tempo, Jumat, 2 Mei 2025.
Selain Dwi, undangan yang hadir di antaranya mantan Wakil Panglima TNI, Jenderal (Purnawirawan) Fachrul Razi, dan eks Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal (Purnawirawan) Hanafie Asnan. Hadir juga eks Komandan Korps Marinir, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Suharto, dan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Soenarko.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Gaung Pemakzulan Hingga ke Senayan"