Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Dahsyatnya Supernova, Cahayanya Setara 570 Juta Matahari

Terungkap, supernova dengan intensitas cahaya setara 570 juta matahari. Lima puluh kali lebih terang dari Galaksi Bima Sakti.

15 Januari 2016 | 14.50 WIB

Supernova yang dijuluki SN 1979C . (AP Photo/NASA)
Perbesar
Supernova yang dijuluki SN 1979C . (AP Photo/NASA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Amerika - Tiga astronom baru mempublikasikan hasil pengamatan mereka atas ledakan bintang paling terang, yaitu ASASSN-15lh. Supernova yang pertama terungkap pada Juni 2015 ini memiliki intensitas cahaya setara 570 juta matahari.

“Awalnya kami tak yakin apakah benda ini memang supernova. Setelah mendapat gambar beresolusi tinggi dari teleskop Magellan dan Afrika Selatan, saya baru menyadari betapa jauh dan terangnya supernova ini,” kata Nidia Morrell, seorang astronom, seperti dilansir dari Nature, Kamis, 14 Januari 2016. Supernova semacam ini sangat sulit dideteksi karena jarang terjadi dan biasanya ada di galaksi yang bertabur formasi bintang.

Supernova adalah ledakan bintang besar, yang merupakan salah satu benda paling terang di alam semesta. Pertama kali ditemukan pada 2.000 tahun lalu. Sangat jarang ditemukan supernova dengan intensitas cahaya luar biasa terang. ASASSN-15lh, yang baru terungkap ini, memiliki cahaya 50 kali lebih terang dari Galaksi Milky Way.

Menurut Subo Dong, astronom dari Kavli Institute for Astronomy and Astrophysics dari Peking University, cahaya terang supernova ini muncul karena perputaran maksimal dari sumbu magnet. Cahaya yang dihasilkan lebih kuat dari supernova biasa, yang mendapat bahan bakar dari hidrogen. ASASSN-15lh sendiri memiliki kadar oksigen yang rendah.

Namun, menurut pengamat supernova dari Harvard University, Edo Berger, ada kemungkinan fenomena ini bukan supernova. “Mungkin saja itu hanya kembang api yang terhubung dengan bintang, yang baru saja diledakkan lubang hitam,” ujarnya kepada jurnal Nature.

Morrell sendiri mengakui ada kemungkinan ini. Bersama timnya, mereka akan terus memilah dan mengolah data dari pengamatan teleskop jarak jauh. “Sehingga kami bisa memahami sumber energi dari ledakan ini, dan apakah ada fenomena serupa di bagian lain alam semesta,” tuturnya.

PHYS | NATURE | URSULA FLORENE


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus