Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

2 April 2024 | 03.00 WIB

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Perbesar
Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Para penggemar fenomena alam bisa bersenang-senang sepanjang April 2024. Pasalnya, sejumlah peristiwa astronomi langka akan terjadi dalam waktu dekat dan bisa diamati bersama-sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Gerhana matahari total, misalnya, diperkirakan terjadi pada 8-9 April 2024 di belahan Benua Amerika bagian tengah dan utara. Peristiwa itu tidak bisa diamati secara langsung dari Indonesia. Namun, gerhana bakal dimanfaatkan para pengamat untuk memotret komet periodik 71 tahun bernama 12P/Pons-Brooks—populer disebut Devil Comet atau Komet Setan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada 21-22 April 2024, langit akan diisi hujan meteor Lyrid. Hujan batu angkasa itu berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1.

Penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan di Bandung, Avivah Yamani, menyebut hujan meteor Lyrid akan mencapai puncaknya pada 22 April nanti. Setiap tahun, peristiwa itu berlangsung sejak 14-30 April dan bisa diamati setelah terbitnya Rasi Bintang Lyra, biasanya pada pukul 22.08 WIB.

Hujan meteor tersebut paling tepat diamati setelah tengah malam, ketika arah datang dari rasi bintang Lyrid sudah tinggi, yaitu sekitar 30 derajat di atas horison. Saat waktu puncak, pengamat bisa melihat 18 meteor per jam yang melesat dengan kecepatan 49 kilometer per detik.

Peristiwa Lyrid diperkirakan terjadi bersamaan dengan fase bulan cembung besar yang akan muncul sepanjang malam. “Cahaya dari bulan bisa menjadi tantangan tersendiri dalam berburu meteor,” tutur Avivah.

Pada April 2024, bulan pun akan seolah menutup bintang Antares dari pengamatan. Fenomena langka ini bisa diamati dari Indonesia.  

Menurut Avivah, okultasi atau tertutupnya Antares oleh bulan itu bakal terjadi pada 27 April 2024. Durasinya akan mencapai 4 jam 19 menit, diprediksi dari pukul 01.36 WIB hingga 05.55 WIB. Nantinya, Antares yang merupakan bintang terang di rasi Scorpious akan seolah seakan menghilang sementara di balik bulan, kemudian muncul lagi.

Lokasi okultasi Antares berada di arah antara selatan-barat daya. Pengamat di Indonesia bisa menyaksikan peristiwa itu sejak pukul 03.39 WIB hingga 05.48 WIB dinihari.

Yohanes Paskalis

Yohanes Paskalis

Mulai ditempa di Tempo sebagai calon reporter sejak Agustus 2015. Berpengalaman menulis isu ekonomi, nasional, dan metropolitan di Tempo.co, sebelum bertugas di desk Ekonomi dan Bisnis Koran Tempo sejak Desember 2017. Selain artikel reguler, turut mengisi rubrik cerita bisnis rintisan atau startup yang terbit pada edisi akhir pekan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus