Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk membunuh bakteri dalam darah, sistem kekebalan tubuh manusia bergantung pada sistem metrik atau nano yang membuka lubang mematikan pada target mereka. Nano-nano tersebut difilmkan beraksi dan menemukan hambatan utama dalam proses yang membantu melindungi sel-sel manusia sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awas Bakteri dan Racun, Jangan Panasi Ulang 5 Makanan Ini
"Tampaknya nano-nano menunggu sebentar, dan memungkinkan calon korbannya untuk campur tangan jika itu adalah salah satu sel tubuh itu sendiri, bukan serangga penyerang, sebelum menangani pukulan mematikan," ujar peneliti nanoteknologi Edward Parsons dari University College London, seperti dikutip laman phys, Ahad, 5 Mei 2019.
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, memberikan pemahaman tentang bagaimana sistem kekebalan membunuh bakteri dan mengapa sel manusia tetap utuh. Ini dapat memandu pengembangan terapi baru yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh melawan infeksi bakteri.
Selain itu sebagai strategi yang mengubah sistem kekebalan tubuh untuk bertindak melawan sel-sel jahat lain dalam tubuh. Dalam penelitian sebelumnya, ilmuwan mencitrakan tanda serangan pada bakteri hidup, dan menunjukkan bahwa respons sistem kekebalan tubuh menghasilkan 'lubang peluru' yang menyebar ke seluruh sel bakteri.
"Lubang-lubangnya sangat kecil dengan diameter hanya 10 nanometer," kata Parsons. "Dalam penelitian ini, ilmuwan meniru bagaimana lubang mematikan ini dibentuk oleh kompleks serangan membran (MAC) menggunakan model permukaan bakteri".
Dengan melacak setiap langkah prosesnya, mereka menemukan bahwa tak lama setelah setiap lubang mulai terbentuk, proses terhenti, menawarkan pengulangan untuk sel-sel tubuh sendiri. Untuk memfilmkan sistem kekebalan yang bekerja pada resolusi nanometer dan beberapa detik per frame, para ilmuwan menggunakan mikroskop kekuatan atom.
Jenis mikroskop ini menggunakan jarum ultrafine untuk merasakan dari pada melihat molekul di permukaan, mirip dengan orang buta yang membaca Braille. Jarum berulang kali memindai permukaan untuk menghasilkan gambar yang menyegarkan, melacak bagaimana protein kekebalan berkumpul dan memotong ke permukaan bakteri.
PHYS | NATURE COMMUNICATION
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini