Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah fenomena astronomi akan mewarnai langit malam sepanjang April 2025. Hujan Meteor Lyrid merupakan salah fenomena menarik yang bisa diamati pada bulan ini oleh peneliti maupun masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan, mengatakan Hujan Meteor Lyrid yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1 akan mencapai masa puncak pada 21-22 April nanti. Fenomena ini bisa diamati sejak 17 April hingga sembilan hari setelahnya. Terdapat 18 meteor per jam yang lajunya berkisar 49 kilometer per detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hujan meteor Lyrid bisa diamati di langit arah timur laut, setelah rasi bintang Lyra yang jadi arah datangnya terbit pukul 22.08 WIB,” kata Avivah kepada awak media di Bandung, pada Ahad 6 April 2025.
Jauh sebelum munculnya hujan meteor tersebut, Bulan akan muncul penuh saat purnama pada 13 April. Sehari setelah itu, posisi Bulan diprediksi mencapai titik terjauh dari Bumi atau apogee dengan jarak 406.295 kilometer.
Setelah perbani akhir pada 21 April, ucap Avivah, posisi Bulan kembali mendekat ke bumi atau perigee pada 27 April dengan jarak 357.119 kilometer. Langit diperkirakan gelap dalam fase bulan baru pada 28 April nanti, Momentum ini biasanya dianggap cocok untuk kegiatan astrofotografi, seperti memotret galaksi Bima Sakti atau planet-planet.
Mengutip laman resmi komunitas Langit Selatan, planet-planet seperti Merkurius, Venus, dan Saturnus bisa diamati sebelum fajar pada bulan. Pada pekan pertama April 2025, posisi ketiga planet itu awalnya masih cukup rendah di ufuk timur. Namun, setelah itu posisinya perlahan naik di langit dan membentuk segitiga saat fajar.
Mars dan Jupiter bisa diamati setelah matahari terbenam. Adapun Uranus dan Neptunus harus diamati dengan teleskop karena tampilannya terlalu redup.
Posisi Bulan pada 12 April akan terlihat dekat dengan Spica, sebuah bintang terang dari rasi Gemini. Bulan dan Spica bisa diamati setelah matahari terbenam sampai menjelang fajar di langit timur. Bulan juga akan berduet dengan Antares, sebuah bintang terang di rasi Scorpius, pada 16 April di langit arah tenggara. Bulan diprediksi terbit pada pukul 20.06 WIB, disusul Antares 18 menit kemudian.
Pada 25 April, Bulan akan muncul bersama Venus dan Saturnus membentuk konjungsi segitiga di langit timur pada pukul 04.00 WIB dinihari. Sehari kemudian, Bulan akan berpasangan dengan Merkurius di langit timur. Pada periode tersebut, ada Venus dan Saturnus yang akan terlihat seolah berdekatan.
Sebagai penutup bulan ini, Avivah meneruskan, masyarakat bisa melihat konjungsi Venus dan Saturnus pada 29 April. “Konjungsi pada pukul 03.13 WIB membuat kedua planet itu tampak berdekatan,” tuturnya.