Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap enam bulan sekali Webometrics merilis daftar peringkat universitas terbaik di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Lantas, apa saja yang menjadi indikator utama penilaian universitas terbaik versi Webometrics?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman resmi Webometrics, terdapat empat indikator utama yang digunakan untuk menilai dan memeringkatkan universitas terbaik di seluruh dunia. Keempat indikator tersebut dijelaskan selengkapnya sebagai berikut:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Presence
Indikator pertama yang dipakai Webometrics untuk menilai peringkat universitas terbaik adalah berdasarkan kriteria presence atau kehadiran. Maksudnya, indikator ini diketahui merupakan jumlah halaman situs dari domain website utama yang dikelola oleh setiap universitas.
Indikator presence memiliki bobot penilaian sebesar lima persen. Namun, pada edisi terbaru Januari 2023, indikator presence telah resmi dihapus sehingga tidak lagi menjadi penilaian utama untuk pemeringkatan universitas terbaik.
2. Visibility
Indikator selanjutnya yaitu visibility atau visibilitas. Ini merupakan kriteria yang dinilai berdasarkan jumlah tautan luar yang terkoneksi ke domain website di masing-masing universitas, lalu dinormalisasi dan kemudian diambil nilai rata-ratanya. Pengambilan datanya dilakukan dari situs Ahrefs Majestic. Bobot penilaian berdasarkan indikator visibility, yakni sebesar 50 persen (paling besar).
3. Transparency atau Openness
Kutipan data yang bersumber dari Google Scholar juga menjadi indikator utama dalam penilaian universitas terbaik versi Webometrics. Jumlah kutipan diambil dari 310 penulis teratas. Namun, ini tidak termasuk pada 30 outlier teratas. Bobot penilaian transparansi ini sebesar 10 persen saja.
4. Excellence atau Scholar
Excellence atau scholar adalah penelitian atau makalah teratas yang telah dikutip. Datanya diambil dari jumlah makalah di antara 10 persen teratas yang paling banyak dikutip di masing-masing dari 27 disiplin ilmu. Sumbernya berasal dari Scimago dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Bobot penilaian berdasarkan indikator ini sebesar 40 persen.
HARIS SETYAWAN