Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biasanya orang abai terhadap posisi duduk saat bekerja di depan komputer. Padahal berlamalama di posisi yang salah dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti nyeri leher, sakit kepala, konsentrasi menurun, hingga sakit pada tulang punggung belakang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu kebiasaan buruk saat bekerja dengan komputer adalah menjulurkan kepala lebih dekat ke layar komputer agar bisa membaca teks atau melihat gambar dengan lebih jelas. Akibatnya, leher harus menopang bobot kepala berlebih. Otot leher pun akan terasa kaku dan nyeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika postur tubuh Anda tinggi dengan leher jenjang, otot punggung belakang dapat menopang berat kepala dengan baik, hingga 5,5 kilogram," ucap Erik Peper, profesor analisis kesehatan di San Francisco State University, Amerika Serikat.
Namun, Peper menambahkan, bila leher dijulurkan ke arah depan hingga membentuk sudut 45 derajat, leher akan berfungsi sebagai titik tumpu penopang berat kepala, tak ubahnya seperti ekskavator yang mengangkut beban sangat berat.
"Posisi itu (menjulurkan leher ke depan) membuat otot leher harus menanggung beban kepala yang setara dengan 20 kilogram. Itu sebabnya lamalama orang akan merasakan otot leher yang kaku dan nyeri, begitu juga pada pundak dan punggung," ucap Peper.
Peper, yang juga dosen di Health Education Richard Harvey, beserta rekan kerjanya dan dua mahasiswa bimbingannya, melakukan studi ini terhadap beberapa mahasiswa di San Francisco State University. Hasil penelitiannya dipublikasikan dalam jurnal Biofeedback, dua pekan lalu.
Yang pertama dilakukan Peper adalah meminta 87 mahasiswa yang menjadi obyek penelitian duduk tegak, kepala sejajar dengan leher. Lalu, ia meminta mereka menolehkan kepala. Setelah itu, mereka diminta mengerutkan leher dan menjulurkan kepala ke arah depan.
Hasilnya, 92 persen mahasiswa dapat dengan mudah menolehkan kepala mereka ketika tak mengerutkan leher. Pada tes kedua, 125 mahasiswa diminta mengerutkan leher mereka selama 30 detik. Hasilnya, 98 persen dari mereka mengalami sakit kepala, leher, dan mata.
Penelitian ini juga mengamati 12 mahasiswa dengan peralatan elektromiografi. Hasilnya, tingkat ketegangan otot trapeziusotot yang menyusun struktur punggung manusiameningkat saat leher dikerutkan dan posisi kepala condong ke depan.
Dalam tulisannya di jurnal Biofeedback, Peper menyarankan, bila kepala terasa pening atau timbul rasa nyeri pada leher ketika bekerja di depan komputer, sebaiknya benarkan posisi duduk. Kepala harus sejajar dengan leher dan jangan menjulurkan kepala ke depan mendekati layar monitor. "Itu cara paling efektif dan lakukan sesegera mungkin begitu terasa nyeri," kata dia.
Agar tubuh merespons dengan cepat saat otot leher mulai menegang, Peper menyarankan untuk lebih sering menggerakkan tubuh dan tak berlamalama dalam satu posisi. "Posisi duduk harus berubahubah dan cari yang tepat agar gejala nyeri tak menyerang. Ketika tahu posisi duduk mana yang kurang menyenangkan, hindari," ucap dia.
Solusi lain agar leher tak dijulurkan terlalu dekat dengan monitor adalah perbesar ukuran font pada layar komputer, pakai kacamata baca khusus untuk komputer, dan letakkan monitor sejajar dengan mata. "Semua itu akan membuat otot leher lebih nyaman," ucap Peper. SCIENCEDAILY | TECH2 | SFSU.EDU | FIRMAN ATMAKUSUMA
Posisi Duduk Penyebab Nyeri Leher
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo