Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Oregon - Ilmuwan dari Oregon Health and Science University berhasil melakukan rekayasa genetika pertama pada manusia. Laman berita Technology Review mengabarkan, melalui uji coba tersebut, mereka berhasil memperbaiki gen yang cacat dan menyebabkan penyakit bawaan secara efektif.
Meski berhasil, tim yang dipimpin Shoukhrat Mitalipov ini tidak membiarkan embrio tersebut berkembang lebih jauh. Ini untuk menaati konvensi kedokteran tentang "manusia pesanan".
Baca: Rekayasa Genetik Bikin Tomat Setara 50 Botol Anggur
Mitalipov, Kepala Pusat Sel Embrio dan Terapi Genetika, menjelaskan, rekayasa genetika ini melibatkan metode terbaru, yakni clustered regularly interspaced short palindromic repeats (CRISPR). Metode ini menggunakan enzim Cas9 yang memotong dan menggantikan gen yang direkayasa.
"Studi kami jelas membuktikan bahwa metode ini berhasil, cepat, dan efisien," kata Mitalipov.
Baca: Rekayasa Genetika untuk Perpanjang Usia
Cara kerja CRISPR-Cas9 seperti gunting. Ia memangkas bagian genom yang rusak atau tidak diinginkan. Lalu, menggantinya dengan rangkaian gen (DNA) yang baru. Sebelumnya, ilmuwan asal Cina juga berhasil menerapkan metode ini.
Namun, rekayasa genetika yang dilakukan langsung pada embrio manusia memang masih dalam perdebatan. Dalam pertemuan internasional yang digelar di National Academy of Sciences di Amerika Serikat, pada 2015, ilmuwan dan ahli etika tidak mau bertanggungjawab atas metode ini, hingga betul-betul teruji.
Baca: Rekayasa Genetik Pisang untuk Lawan Kebutaan
Tentunya, studi Mitalipov menambah daftar panjang kesuksesan metode rekayasa genetika yang patut dipertimbangkan secara serius.
Baaca: Mendongkrak Produksi dengan Rekayasa Genetika
Simak perkembangan rekayasa genetika hanya di kanal Tekno Tempo.co.
TECHNOLOGY REVIEW | AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini