Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Top 3 Tekno: 1,1 Kilogram Uranium Pasok Listrik Manusia Seumur Hidup, Profil Unisa Yogyakarta yang Didemo, Respons Kampus Muhammadiyah

Topik tentang 1,1 kilogram uranium dapat membangkitkan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik manusia menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

31 Juli 2024 | 06.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang keunggulan uranium, yaitu hanya diperlukan 1,1 kilogram uranium untuk bangkitkan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik manusia dari lahir hingga berumur 73 tahun. Sebagai perbandingan, dibutuhkan setidaknya 88 ton batu bara atau 47 ribu kilogram gas bumi atau 65 ribu kilogram minyak untuk mendapatkan jumlah energi yang setara. Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryo Seno, memaparkan keunggulan energi nuklir itu dalam keterangan tertulis yang dibagikannya, Selasa 30 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berita populer selanjutnya tentang Universitas Aisyiyah atau Unisa di Yogyakarta sempat disambangi massa aksi yang menolak konsolidasi nasional ormas Islam Muhammadiyah pada Sabtu, 27 Juli lalu. Konsolidasi berisi pembahasan soal baik buruknya izin usaha pertambangan (IUP) itu masih menyangkut keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang memutuskan menerima izin konsesi tambang dari pemerintah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, kampus milik ormas Islam Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta belum berminat membuka program studi teknik pertambangan. Hal ini ditanyakan setelah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan menerima izin konsesi tambang dari pemerintah.

Hanya diperlukan 1,1 kilogram uranium untuk bangkitkan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik manusia dari lahir hingga berumur 73 tahun. Sebagai perbandingan, dibutuhkan setidaknya 88 ton batu bara atau 47 ribu kilogram gas bumi atau 65 ribu kilogram minyak untuk mendapatkan jumlah energi yang setara. Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryo Seno, memaparkan keunggulan energi nuklir itu dalam keterangan tertulis yang dibagikannya, Selasa 30 Juli 2024.

"Dengan energi nuklir, masyarakat hanya membutuhkan konsumsi energi sebesar telur ayam seumur hidup. Bayangkan betapa hematnya," ujar pengembang teknologi nuklir di Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir, BRIN, itu. 

Menurut Haryo, rata-rata orang yang sampai ke usia 73 tahun telah menggunakan sekitar 235 ribu kWh energi listrik selama hidupnya. Jumlah energi sebesar itu, kata dia, bisa didapatkan dari bahan bakar uranium yang sebesar telur ayam. Sedangkan 88 ton batu bara disebutnya setara dengan volume setara 21 tumpukan gajah.
 
Energi nuklir juga diklaim Haryo lebih ramah lingkungan ketimbang industri batu bara dan sejenisnya. Walaupun nuklir masih menghasilkan emisi karbondioksida tapi, kata Haryo, jumlahnya cenderung lebih kecil ketimbangkan industri energi yang lain. Bahkan, emisi ini bisa dikurangi jumlahnya melalui jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dibangun.

Universitas Aisyiyah atau Unisa di Yogyakarta sempat disambangi massa aksi yang menolak konsolidasi nasional ormas Islam Muhammadiyah pada Sabtu, 27 Juli lalu. Konsolidasi berisi pembahasan soal baik buruknya izin usaha pertambangan (IUP) itu masih menyangkut keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang memutuskan menerima izin konsesi tambang dari pemerintah.

Massa aksi terpantau sempat mengembangkan spanduk berisikan penolakan IUP, bahkan membakar kartu tanda anggota Muhammadiyah sebagai bentuk protes. Bagaimana profil Unisa Yogyakarta yang dijadikan sebagai lokasi konsolidasi ihwal IUP oleh PP Muhammadiyah? Berikut informasi yang dihimpun Tempo dari situs resmi kampus tersebut.

Unisa Yogyakarta mengusung nama Aisyiyah sebagai salah satu organisasi gerakan sosial keagamaan yang tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia. Organisasi Aisyiyah dianggap berkiprah positif, serta dinamis dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan.

Sebagai induk organisasi, Muhammadiyah disebut membebaskan Aisyiyah untuk berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Salah satu bentuknya adalah mendirikan perguruan tinggi sendiri. Aisyiyah menyelenggarakan pendidikan dari jenjang TK hingga pendidikan tinggi. Aktivitas pendidikan Aisyiyah beralamat di Jalan Munir Nomor 267, Serangan, Yogyakarta.

Kampus milik ormas Islam Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta belum berminat membuka program studi teknik pertambangan. Hal ini ditanyakan setelah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memutuskan menerima izin konsesi tambang dari pemerintah.

Salah satu kampus terbesar di bawah naungan Muhammadiyah itu seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atau UMY. "Tidaklah," kata Rektor UMY Gunawan Budiyanto saat menjawab pertanyaan itu, Senin 29 Juli 2024.

Alasan Gunawan, saat ini sudah banyak perguruan tinggi di Tanah Air memiliki program studi yang mempelajari ilmu pertambangan. Termasuk di Yogyakarta. Dia menunjuk Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan Teknik Geologi, dan juga Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY).
 
Sedangkan kampus-kampus di bawah naungan Muhammadiyah di Yogyakarta seperti UMY, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) juga Universitas Aisyiah (Unisa) belum ada yang secara khusus memiliki jurusan pertambangan. "Jadi (kampus yang memiliki jurusan pertambangan) kan sudah banyak, yang lain saja," kata Gunawan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus