Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang sebanyak 6 juta data NPWP, termasuk milik Presiden Jokowi dan Menteri Sri Mulyani, diduga diperjualbelikan dengan harga sekitar Rp 150 juta, berdasarkan unggahan akun Bjorka pada Rabu, 18 September 2024. Data yang bocor di antaranya NIK, NPWP, alamat, nomor kontak hp, email, dan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita populer selanjutnya tentang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat puluhan kali gempa susulan setelah gempa bermagnitudo 4,9 yang mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya, Rabu, 18 September 2024. Sementara kerusakan ratusan rumah dan bangunan tidak hanya di Bandung, melainkan juga sampai lintas kabupaten, yaitu ke Garut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, BMKG memantau bibit Siklon Tropis 98W di Laut Cina Selatan sebelah barat daratan Filipina bagian utara, tepatnya di sekitar 16.5°LU dan 113.7°BT dengan kecepatan angin maksimum 30 knot (56 km/jam) dan tekanan udara minimum 996 hPa.
Sebanyak 6 juta data NPWP diduga diperjualbelikan dengan harga sekitar Rp 150 juta, berdasarkan unggahan akun Bjorka pada Rabu, 18 September 2024. Data yang bocor di antaranya NIK, NPWP, alamat, nomor kontak hp, email, dan lainnya.
“NPWP milik Jokowi, Gibran, Kaesang, Menkominfo, Sri Mulyani dan menteri lainnya juga dibocorkan di sampel yang diberikan oleh pelaku,” ujar konsultan keamanan siber Teguh Aprianto (@secgron) dalam cuitannya di platform X, Rabu.
Dari tangkapan gambar yang diunggah Teguh, terlihat sebagian field di dalam sampel, yang keseluruhannya meliputi NIK, NPWP, Nama, Alamat, Kelurahan, Kecamatan, Kabkot, Provinsi, Kode_klu, Klu, Nama_kpp, Nama_kanwil, Telp, Fax, Email, Ttl, Tgl_daftar, Status_pkp, Tgl_pengukuhan_ pkp, Jenis_wp, Badan_hukum, serta 25 nama teratas yang termasuk di dalam 10.000 sampel.
Kebocoran ini ditanggapi beragam oleh netizen, dengan sebagiannya mempertanyakan respons dari Menkominfo. Sementara sebagian netizen lain menilai pembocoran ini merupakan upaya pengalihan dari berbagai kasus yang sedang panas, di antaranya kasus akun Fufufafa, nebeng jet pribadi Kaesang, dan kasus ekspor pasir laut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat puluhan kali gempa susulan setelah gempa bermagnitudo 4,9 yang mengguncang wilayah Bandung dan sekitarnya, Rabu, 18 September 2024. Sementara kerusakan ratusan rumah dan bangunan tidak hanya di Bandung, melainkan juga sampai lintas kabupaten, yaitu ke Garut.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa susulan sudah terjadi sebanyak 24 kali setelah gempa utama bermagnitudo 4,9 pada pukul 09.41 WIB. Jumlah total gempa susulan itu terhitung hingga pukul 15.35 WIB dengan magnitude 2,5. “Gempa susulan yang dirasakan sebanyak tiga kali,” katanya kepada Tempo, Rabu sore.
Gempa susulan yang dirasakan itu bermagnitudo 3,2, berselang 7 menit dari gempa utama atau pada pukul 09.48 WIB. Kemudian gempa susulan yang dirasakan berikutnya bermagnitudo lebih dari 3,0 pada pukul 12.27 dan 14.56 WIB. Lindu darat hasil pergerakan Sesar Garsela dari kedalaman dangkal itu bermekanisme geser turun atau oblique normal.
Dampak guncangan gempa dirasakan di daerah Majalaya dengan skala intensitas III-IV MMI. Gempa dirasakan orang di dalam rumah seakan ada truk yang melintas hingga dirasakan oleh beberapa orang di luar rumah. Gempa bisa memecahkan gerabah dan membuat jendela atau pintu berderik serta dinding berbunyi.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau bibit Siklon Tropis 98W di Laut Cina Selatan sebelah barat daratan Filipina bagian utara, tepatnya di sekitar 16.5°LU dan 113.7°BT dengan kecepatan angin maksimum 30 knot (56 km/jam) dan tekanan udara minimum 996 hPa.
“Dalam 12-24 jam ke depan bibit Siklon Tropis 98W berpeluang tinggi menjadi siklon tropis dan bergerak ke arah barat,” ujar prakirawan BMKG Hasalika Nurjanah dalam prakiraannya, Kamis, 19 September 2024.
Dampak tidak langsung bibit Siklon Tropis 98W adalah gelombang tinggi 1.25 -2.5m (Moderate Sea) di Laut Natuna, Perairan Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Selat Malaka, dan perairan utara Pulau Sabang. Sementara gelombang tinggi 2.5-4.0 m (Rough Sea) berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara.
Bibit siklon tropis ini berpotensi membentuk perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di Laut Andaman, di Laut Cina Selatan, di Teluk Thailand, dan di Laut Natuna bagian utara.