Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Unicorn Ada, Ini Buktinya

Unicorn itu ada dan bukan sekadar legenda. Namanya Elasmotherium sibiricum.

27 Oktober 2017 | 14.05 WIB

Lukisan "The gentle and pensive maiden has the power to tame the unicorn" karya Domenico Zampieri. (wikipedia.org)
Perbesar
Lukisan "The gentle and pensive maiden has the power to tame the unicorn" karya Domenico Zampieri. (wikipedia.org)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Tomsk - Unicorn itu ada dan bukan sekadar legenda. Namanya Elasmotherium sibiricum. Tapi jangan senang dulu. Penampakan unicorn yang pernah hidup sekitar 350 ribu tahun lalu sangat berbeda dengan yang ada dalam legenda dan mitologi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Sebaliknya, penampilannya bisa dibilang lebih mirip badak. Hewan purbakala ini berbadan gempal, tapi berbulu lebat. Ilmuwan menyebutnya unicorn lantaran memang ada cula yang tumbuh di dahinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Andrei Valerievich Shpansky, ilmuwan dari Tomsk State University, Rusia, bersama Valentina Nurmagmbetovna Aliyassova dan Svetlana Anatolievna Ilyina, peneliti dari Pavlodar State Pedagogical Institute, Kazakhstan, mengungkap makhluk menyerupai unicorn ini dari fosil yang ditemukan di kawasan Siberia.

Elasmotherium sibiricum, mamalia yang disebut sebagai unicorn zaman purba. (wikipedia.org)

Studi yang terbit dalma American Journal of Applied Sciences ini berusaha mengungkap kondisi lingkungan pada era unicorn purba hidup. "Memahami masa lalu membuat prediksi kita tentang masa depan akan lebih akurat," ujar Shpansky, seperti dikutip dari laman Phys.org.

Meski fosil culanya tidak pernah ditemukan, tapi menurut tim, tandung yang ada di dahi ini bisa tumbuh mencapai satu meter. Penemuan fosil ini bermula dari cerita Suku Tatar di Siberia tentang tanduk unicorn yang begitu besar hingga butuh kereta luncur untuk mengangkutnya.

Menurut Shpansky dan tim, fosil ini terawat dengan baik oleh alam saat ditemukan. "Tidak ada tanda-tanda digerogoti alam," ujarnya. Dari analisis kondisi fosil, menurut tim, iklim Siberia saat itu menyebabkan E. sibircum banyak yang mati. Hingga akhirnya mereka pindah ke daratan Kazahstan.

Simak artikel menarik lainnya tentang Unicorn hanya di kanal Tekno Tempo.co.

PHYS.ORG | DAILY MAIL

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus