Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Inggris akan menghadapi Spanyol di final Euro 2024 di Olympiastadion Berlin, Jerman, pada Minggu dinihari WIB, 15 Juli 2024. Gareth Southgate tinggal menyisakan satu pertandingan lagi untuk menyelesaikan misinya meraih trofi turnamen besar dalam delapan tahunnya sebagai pelatih The Three Lions.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inggris mengejar gelar turnamen utama untuk pertama kalinya sejak memenangkan Piala Dunia 1966. Selama 58 tahun, mereka tak pernah bisa meraih trofi bergengsi. Kini, dengan penampilannya yang konsisten di bawah Southgate, Harry Kane dan rekan-rekannya diharapkan bisa menyudahi penantian panjang tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami berusaha mengubah pola pikir sejak awal, kami berusaha lebih jujur mengenai keberadaan kami sebagai bangsa sepak bola," kata Southgate.
"Saya telah mengamati perjalanan Piala Dunia, Kejuaraan Eropa dan menonton tayangan cuplikan sebelum pertandingan di layar lebar dan kami tidak menonton itu karena hanya menayangkan final. Jadi kami perlu mengubahnya."
"Kami memiliki ekspektasi yang tinggi, namun ekspektasi tersebut tidak sesuai dengan performa kami. Sekarang, ekspektasi yang tinggi masih tetap ada, namun kami memiliki performa yang konsisten dalam tiga dari empat turnamen terakhir," kata pelatih berusia 53 tahun ini.
Penampilan Inggris di Euro 2024 sempat menuai kritik. Namun, mereka berhasil lolos penyisihan grup dan akhirnya melaju ke final usai mengalahkan Belanda dengan kemenangan 2-1 lewat permainan menyerang, berbeda dengan laga-laga sebelumnya. Apa yang ditunjukkan di babak empat besar memberikan harapan bagi finalis Euro 2020 ini untuk bisa memenangi laga final.
Southgate menyadari mereka tampil kurang meyakinkan di awal. Ia mengungkapkan hal itu karena situasi yang dihadapi di timnya, dengan beberapa pemain, terutama barisan pertahanan.
“Kami harus menemukan cara bermain yang berbeda seiring berjalannya turnamen,” kata Southgate. “Saat kami masuk, kami punya banyak masalah, terutama di lini belakang, banyak pemain yang sering melewatkan pertandingan menjelang akhir musim," ujarnya.
Seiring berjalannya turnamen, kata Southgate, timnya terus berusaha menemukan perpaduan dan keseimbangan yang tepat untuk penyerang yang memiliki kualitas super dan beroperasi di area serupa.
"Kami merasa kami sudah mulai menemukan keseimbangan itu. Kami terlihat berbahaya, sepertinya kami bisa mencetak gol lagi, dan saya senang dengan posisi tim dalam pertandingan ini," tuturnya.
Southgate menegaskan dirinya tak memiliki rasa takut menghadapi laga final Euro 2024. “Saya tidak punya rasa takut apa pun terhadap apa yang mungkin terjadi besok (final), karena saya sudah melalui segalanya. Saya ingin para pemain merasakan rasa takut itu karena jika kami tidak takut kalah, hal itu memberi kami peluang lebih besar untuk menang."
Di bawah Southgate, Inggris berhasil mencapai Euro beruntun serta semifinal dan perempat final Piala Dunia, menyusul kekalahan mengejutkan yang mereka alami saat menghadapi Islandia di Euro 2016. Itu menjadi rekor konsistensi yang luar biasa yang tidak dapat ditandingi oleh tim Eropa lainnya, atau manajer Inggris sebelumnya.
Namun, dia menyadari bahwa apa yang diraihnya tak ada artinya jika mereka tak berhasil memenangi final dan pertandingan melawan Spanyol dalam perebutan gelar juara Euro 2024 akan menjadi akhir yang indah dari pekerjaannya menangani Inggris selama delapan tahun terakhir.
“Tetapi kami tahu kami harus melakukan hal ini, kami harus mendapatkan trofi ini agar benar-benar mendapat rasa hormat dari seluruh dunia sepak bola," kata pelatih timnas Inggris ini.
REUTERS
Foto 
