Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Lainnya

Piala Dunia 2022 di Qatar, Berikut Beberapa Istilah Sepak Bola dalam Bahasa Arab

Beberapa istilah sepak bola bahasa Arab yang perlu diketahui menjelang Piala Dunia 2022 Qatar.

26 September 2022 | 19.28 WIB

Pemandangan dalam Stadion Al Thumama, di Doha, Qatar, 22 September 2022. Stadion Al Thumama juga pernah digunakan untuk menggelar FIFA Arab Cup 2021. Sejauh ini, sudah enam pertandingan yang dilangsungkan di stadion tersebut, termasuk partai semifinal antara Qatar dan Aljazair. REUTERS/Mohammed Dabbous
Perbesar
Pemandangan dalam Stadion Al Thumama, di Doha, Qatar, 22 September 2022. Stadion Al Thumama juga pernah digunakan untuk menggelar FIFA Arab Cup 2021. Sejauh ini, sudah enam pertandingan yang dilangsungkan di stadion tersebut, termasuk partai semifinal antara Qatar dan Aljazair. REUTERS/Mohammed Dabbous

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia 2022 unik, tidak hanya karena berlangsung saat belahan bumi utara dingin untuk pertama kali. Tetapi ini juga akan menjadi turnamen FIFA pertama yang diadakan dinegara berbahasa Arab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Perlu menjadi catatan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh orang-orang dari 26 negara, yang menyebar dari Oman di Samudra Hindia ke Maroko di Atlantik. 

Ada beberapa variasi kalimat yang signifikan, dengan menggunakan dialek yang harus diingat ketika berbicara dengan penduduk setempat. Berikut beberapa istilah sepak bola Arab yang perlu diketahui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koora

Koora adalah istilah yang paling umum di dunia sepak bola dalam bahasa Arab. Kata ini diambil dari bahasa Arab “Kura” yang berarti bola, akan tetapi, seringkali merujuk pada permainan sepak bola. Kata ini dapat dipahami secara universal untuk penuturan bahasa Arab.

Istilah lainnya dari sepak bola ada di Lebanon, itu bisa disebut dengan Tabeh dari bahasa Turki “Atas” yang berarti bola. Sedangkan untuk orang Kuwait, kata sepak bola disebut dengan Timbakhiyah.

Kobri

Kata ini merupakan sisa lain dari warisan Utsmaniyah, yang diadopsi dari bahasa Turki “Köprü”. Kata Kobri adalah bahasa Arab sehari-hari untuk jembatan, dan kata tersebut umumnya digunakan di seluruh Arab yang merujuk pada keterampilan menggiring bola yang paling berharga.

“Pala” adalah sebuah istilah yang berarti anggukan kaki pemain yang kebobolan menyerupai jembatan, dimana bola lewat.

Istilah umum lainnya untuk keterampilan ini adalah Beidha ("telur"), dengan pemain yang pada akhirnya terlihat memalukan karena melakukan kegagalan.

Jahfala

Istilah Jahfala ini lahir di Arab pada tahun 2015 ketika rivalitas Riyadh Al-Nassr dan Al-Hilal bersitegang di final turnamen Piala Raja. Setelah suasana tegang tanpa gol selama 90 menit, Al-Nassr berhasil memimpin dalam pertandingannya. Namun, bek tim Al-Hilal, Mohammed Jahfali, berhasil bangkit untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-120. Dan memaksa kedua tim untuk adu penalti di mana laga berakhir dengan kemenangan Al-Hilal.

Istilah tersebut akhirnya dikenal sebagai Jahfala setelah momen dramatis yang dilakukan oleh bek dari tim Al-Hilal itu. Dan akhirnya, Jahfala dikenal luas oleh masyarakat lainnya dan berkembang menjadi setiap pergantian momen di saat-saat terakhir pertandingan.

Balanti (Balan)

Bahasa Arab memiliki beberapa huruf unik yang tidak dapat ditemukan dalam abjad lain, tetapi ada satu bunyi yang kurang yaitu huruf “P”. Orang Arab kerap kali mengganti huruf “P” menjadi huruf “B”, seperti contoh pada istilah tendangan penalti yang menjadi “Benalti” , kemudian berubah menjadi Balanti dan sekarang terkadang disingkat menjadi Balan.

Awal mula istilah tersebut menjadi Balan adalah ketika ada seorang penggemar Arab yang terlihat sedang berteriak “Balan ya Hakam!” yang artinya, “penalti, wasit!” di saat seorang pemain yang jatuh di dalam lapangan di Qatar.

Khod wo Hat

Secara harfiah, istilah ini diterjemahkan menjadi “ambil dan berikan kepada saya kembali”. Istilah Khod wo Hat adalah istilah Arab yang mengacu pada kombinasi passing yang umumnya dikenal sebagai “satu-dua”, dimana seorang pemain yang mengoper bola nya dan bergerak kembali untuk menerima bola itu kembali dari rekan satu timnya. Istilah ini terkadang masih terdengar dalam sebuah komentar.

Mazhariya

Istilah ini sering digunakan sehari-hari dalam dunia sepak bola Arab. Kata ini merujuk pada kata Mazhariya yang berarti vas. Kata itu digunakan oleh penggemar sepak bola dengan merujuk untuk memanggil seorang penjaga gawang yang hanya terdiam di tempat dan menyaksikan bola bersarang di gawangnya, itu disebut sebagai seorang Mazhariya.

Wayn Yeskon Al Shaytan

Secara harfiah ini diterjemahkan menjadi “di mana setan tinggal” atau mirip dengan bahasa Brasil yang artinya “di mana burung hantu tidur”. Frasa ini seringkali digunakan ketika sebuah tendangan bola mengenai sudut atas gawang dengan sempurna.

Samman al Aman

Istilah ini sering digunakan untuk bek tengah yang memerintah ketika pertahanan tim mereka goyah di dalam sebuah pertandingan.

ESPN, DESY ALHAMDIANA PUTRI

Baca Juga: Lionel Messi Punya Julukan Baru 'Musang' di Timnas Argentina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus